Fakta terdapat dua serangan yang berjarak lebih dari 30 detik juga mengindikasikan serangan tersebut kemungkinan besar disengaja dan bukan suatu kebetulan. "Tertembak atau ditembak sekali bisa menjadi sebuah kesalahan. Tapi itu adalah dua tembakan langsung ke arah kami. Anda tidak bisa mengatakan itu sebuah kesalahan," kata Dylan Collins, seorang jurnalis AFP yang terluka akibat serangan tersebut.
Seorang juru bicara militer Israel mengatakan mereka sangat menyesalkan terbunuhnya jurnalis Reuters dalam peristiwa itu. Dia mengklaim sedang menyelidiki insiden tersebut. Tidak ada informasi tentang penyelidikan Israel atau klaim tanggung jawab setelah komentar mereka.
Pasca-insiden 13 Oktober 2023, Israel kembali membunuh dua jurnalis asal Lebanon, yakni Farah Omar dan Rabih Me'mari dari Al Mayadeen TV. Pemerintah Lebanon mengatakan mereka akan mengajukan keluhan kepada Dewan Keamanan PBB atas pembunuhan Abdallah yang disengaja oleh Israel dan melukai jurnalis lainnya.
Menurut Committee to Protect Journalists (CPJ), setidaknya 63 jurnalis telah terbunuh sejak Israel melancarkan agresi ke Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023. CPJ menyebut itu menjadi bulan paling mematikan sejak mereka menghimpun data pada 1992. (Kamran Dikarma)