REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Ahmad Fahrur Rozi (Gus Fahrur) menyampaikan tanggapan soal pengungsi Rohingya di Aceh. Menurutnya, diperlukan koordinasi dengan badan PBB tentang pengungsi Rohingya.
"Sebaiknya dikoordinasi dengan PBB tentang pengungsi (Rohingya). Mana yang lebih memungkinkan untuk penanganan mereka," kata dia kepada Republika.co.id, Jumat (8/12/2023).
Gus Fahrur pun memahami, situasi ini memang sulit bagi pemerintah RI. Karena itu, menurutnya, penjagaan di laut seharusnya diperketat. Dia juga mengatakan terkait opsi yang bisa dipertimbangkan.
Opsi yang dimaksud ialah membantu pengungsi Rohingya agar dapat kembali ke negaranya, Myanmar, tetapi tetap diberi kecukupan selama di sana. Sumber dananya, kata dia, bisa dari dana zakat.
"Dibantu dikembalikan ke Myanmar dan diberikan kecukupan di sana dari dana zakat oleh negara Muslim yang kaya," tuturnya.
Sebanyak 16 orang warga etnis Rohingya dilaporkan melarikan diri dari penampungan sementara, yakni gedung bekas kantor imigrasi di Desa Ulee Blang Mane, Kecamatan Blang Mangat, Kota Lhokseumawe, Provinsi Aceh.
"Dari informasi yang kita dapatkan, pengungsi Rohingya tersebut kabur dengan cara merusak dinding kamar dan melarikan diri melalui pagar arah toilet wanita," kata Kepala Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan (Prokopim) Pemkot Lhokseumawe Darius di Lhokseumawe, Rabu, 6 Desember 2023.
Dia menjelaskan, saat melakukan pemantauan ke lokasi, pihaknya mendapati jumlah pengungsi Rohingya yang tersisa di penampungan sebanyak 498 orang, dari total sebelumnya sebanyak 514 orang. Menurut Darius, pihaknya tidak mengetahui alasan para pengungsi Rohingya tersebut kabur dari lokasi penampungan.
Ia juga mempertanyakan hal tersebut kepada lembaga terkait yang menangani pengungsi internasional. Selama ini, penjaga yang siaga di lokasi pengungsian meliputi pihak kepolisian, satpam, UNHCR, IOM serta anggota yayasan terkait pengungsi.
"Petugas sudah ditempatkan di depan, namun imigran Rohingya kabur melalui arah belakang," ujarnya.
Menurutnya, kasus etnis Rohingya yang melarikan diri dari penampungan sementara di Lhokseumawe tersebut bukan kali pertama terjadi. Sebelumnya, pada Senin (27/11/2023) lalu juga terdapat tujuh orang pengungsi etnis Rohingya yang kabur dari penampungan di gedung bekas Kantor Imigrasi Lhokseumawe itu.