REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berterima kasih kepada presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden karena telah memberikan "amunisi penting" kepada Israel untuk melanjutkan perang di Gaza. Pada awal rapat kabinet di Yerusalem, Sabtu (9/12/2023), Netanyahu menyampaikan ucapan terima kasih kepada Biden atas bantuan militer dan veto AS terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata.
Netanyahu tidak merinci pengiriman senjata apa yang dia maksud. Menurut data yang dihimpun Aljazirah, Israel mendapat dukungan bantuan militer senilai lebih dari 3,8 miliar dolar AS per tahun dari AS.
Bantuan militer tersebut merupakan bagian dari kesepakatan senilai 38 miliar dolar AS selama 10 tahun yang ditandatangani di bawah pemerintahan mantan Presiden AS Barack Obama pada tahun 2016. Dari bantuan senilai 3,8 miliar dolar AS yang diberikan tahun ini, setengah miliarnya disalurkan untuk pertahanan rudal Israel.
Israel merupakan salah satu negara di dunia dengan jumlah aparat militer yang sangat besar. Menurut Neraca Militer 2023 yang dirilis Institut Internasional untuk Studi Strategis (IISS), Israel memiliki 169.500 personel militer aktif di angkatan darat, angkatan laut, dan paramiliter.
Sebanyak 465.000 lainnya merupakan pasukan cadangan, sementara 8.000 lainnya merupakan bagian dari paramiliter. Sekitar 300.000 tentara ditempatkan di dekat Jalur Gaza sejak awal agresi militer Israel ke Gaza.
Wajib militer adalah wajib bagi warga negara yang berusia di atas 18 tahun – setelah mendaftar, laki-laki diharapkan bertugas selama 32 bulan dan perempuan selama 24 bulan.
Israel memiliki salah satu militer paling kuat di Timur Tengah dengan pengawasan dan persenjataan canggih. Termasuk dalam persenjataan militernya yang luas adalah
Dari sisi anggaran, pada tahun 2022, Israel menghabiskan 23,4 miliar dolar AS untuk belanja militernya, menurut Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), sebuah lembaga penelitian yang berfokus pada konflik dan persenjataan.
Jumlah ini mencapai 2.535 dolar AS per kapita selama periode 2018-2022. Angka tersebut menjadikan Israel sebagai negara dengan pembelanjaan militer per kapita terbesar kedua di dunia setelah Qatar.
Pada tahun 2022, Israel mendedikasikan 4,5 persen produk domestik bruto (PDB) untuk militer, persentase tertinggi ke-10 di dunia.