REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Pemimpin oposisi Israel Yair Lapid mengatakan, Perdana Menteri, Benjamin Netanyahu telah kehilangan kepercayaan publik Israel. Menurutnya, sudah dua bulan sejak terjadinya peperangan, Negara Israel masih belum memiliki rencana apapun.
“Tidak ada upaya diplomatik terorganisir selama perang, tidak ada sistem diplomasi publik yang bersatu, tidak ada rencana ekonomi terorganisir untuk mengatasi kerusakan ekonomi. Tidak ada orang yang berurusan dengan tentara cadangan. Singkatnya: tidak ada pemerintahan," kata Lapid dilansir dari Middle East Monitor, Selasa (12/12/2023).
"Kami memiliki perdana menteri yang telah kehilangan kepercayaan dari pendirian keamanan, sistem ekonomi dan mayoritas rakyat, dan dunia," tambahnya.
Lapid sebelumnya menyerukan memilih perdana menteri baru untuk memimpin pemerintah daripada Netanyahu. Netanyahu menghadapi kritik yang berkembang atas kegagalannya untuk mengakui tanggung jawab atas peristiwa 7 Oktober.
Sebuah jajak pendapat baru-baru ini oleh Lazar Research Institute untuk harian Israel Maariv, menemukan bahwa hanya 27 persen orang Israel yang percaya Netanyahu adalah orang yang tepat untuk menjalankan pemerintahan. Survei tersebut menemukan 49 persen orang Israel, atau sekitar setengahnya, percaya bahwa Benny Gantz, pemimpin Partai Persatuan Nasional, adalah sosok terbaik untuk memimpin pemerintah negara itu.
Sejak 7 Oktober, Israel telah melakukan kampanye pengeboman genosida di Gaza yang menewaskan lebih dari 18 ribu orang Palestina dan melukai hampir 50 ribu lainnya. Ribuan lainnya terjebak di bawah puing-puing tanpa sarana untuk melarikan diri.