REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Kulon Progo menyalurkan infak kemanusiaan untuk Palestina sebesar Rp250 juta melalui Baznas RI, sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat Palestina. Penyaluran infak kemanusiaan untuk Palestina diserahkan oleh Wakil Ketua III Baznas Kabupaten Kulon Progo, Agus Nuryanto kepada Pimpinan Baznas RI Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan, Saidah Sakwan di Gedung Baznas RI, Jakarta, Rabu (13/12/2023).
Pimpinan Baznas RI Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan, Saidah Sakwan menyampaikan terima kasih kepada masyarakat Kulon Progo atas bantuan kemanusiaan tersebut. Ia mengatakan, bantuan tersebut sangat dibutuhkan oleh masyarakat di Palestina.
“Alhamdulillah, terima kasih kepada masyarakat Kulon Progo yang telah menyalurkan infak kemanusiaan melalui Baznas RI. Bantuan ini sangat berarti dan dibutuhkan oleh masyarakat Palestina karena di sana membutuhkan kehadiran kita semua,” ujar Saidah, mengutip keterangan tertulis, Kamis (14/12/2023).
Saidah menegaskan, sesuai dengan Pembukaan UUD 1945, Indonesia tidak menoleransi penjajahan dalam bentuk apa pun. Terlebih, lanjutnya, kerusakan yang terjadi di Palestina di luar prikemanusiaan dan tidak pernah terjadi di negara mana pun.
“Jadi memang ini sesuatu yang harus kita support perjuangan saudara-saudara kita di Palestina. Alhamdulillah, seluruh masyarakat Indonesia terus memberikan dukungan kepada rakyat Palestina mulai dari bantuan doa, moral, dan dana,” katanya.
Saidah mengimbuhkan, Baznas bekerja sama dengan tiga lembaga terkemuka di Mesir yaitu Mishr Al Kheir, Egytian Red Crescent Society (ERCS), dan Bayt Zakat Wa Shadaqat untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan ke Palestina melalui Mesir.
“Alhamdulillah Baznas bersama Mishr Al Kheir telah menyalurkan bantuan logistik sebanyak 12 truk kontainer ke Palestina melalui Mesir. Kenapa dari Mesir? Karena Mesir ini satu-satunya pintu yang dibuka oleh Israel melalui Pintu Rafah,” tuturnya.
Meski dibuka, Saidah bercerita, penyaluran bantuan ke Palestina ternyata tidak semudah yang dibayangkan, sebab perlu melewati 12 check point. Di check point pertama membutuhkan empat hari. Lalu, dari check point pertama ke Pintu Rafah membutuhkan minimal tujuh hari.
“Truk yang sudah masuk Pintu Rafah pun masih dicek lagi oleh Israel di tempat sejauh 40 km dari Pintu Rafah untuk menentukan bisa lanjut atau tidak. Kalau lanjut, nanti putar balik 40 km baru bisa sampai. Jadi kalau dihitung satu truk membutuhkan 15 sampai 20 hari perjalanan,” ungkapnya.
“Belum lagi mencari truk yang mau membawa bantuan ke Palestina. Tidak semua mau membawa bantuan karena Pintu Rafah tidak selalu dibuka. Jadi betapa sulitnya menyalurkan bantuan ke Gaza. Betapa kelelahan yang kita hadapi hari ini tidak seberapa dengan perjuangan teman-teman di Gaza,” katanya.
Sementara itu, Wakil Ketua III Baznas Kabupaten Kulon Progo, Agus Nuryanto menyampaikan terima kasih kepada Baznas RI yang telah memilih untuk memikul tanggung jawab dan amanah menyalurkan bantuan dari rakyat Indonesia ke Palestina.
“Terima kasih kepada Baznas RI yang telah memfasilitasi penyaluran bantuan dari masyarakat Indonesia untuk Palestina. Tugas ini tentu tidak mudah dilakukan mengingat tragedi kemanusiaan di Palestina bukan tragedi biasa,” katanya.
“Atas kondisi yang terjadi di Palestina, akhirnya di beberapa daerah di Kulonprogo melakukan aksi kepedulian. Dari beberapa hal yang telah dilakukan, akhirnya terkumpul uang sebesar Rp250 juta yang kita serahkan melalui Baznas RI,” ujarnya.
Agus menegaskan, Baznas Kulon Progo masih terus membuka penggalangan bantuan kemanusiaan untuk Palestina hingga akhir Desember yang nantinya akan kembali disalurkan melalui Baznas RI.
“Seusai penyerahan bantuan melalui Baznas RI, kami masih membuka penggalangan bantuan sampai akhir Desember, sehingga masih ada kesempatan bagi masyarakat yang berkenan menyalurkan rezekinya sebagai bentuk kepedulian terhadap bangsa Palestina,” katanya.