"Setiap makhluk telah dijamin Allah SWT rezeki mereka. Yang memperoleh sesuatu secara tidak sah/haram dan memanfaatkannya pun telah disediakan oleh Allah rezekinya yang halal, tetapi ia enggan mengusahakannya atau tidak puas dengan perolehannya," terang Prof Quraish.
Namun, jelas Prof Quraish, jaminan rezeki yang dijanjikan Allah kepada makhluk-Nya bukan berarti memberinya tanpa usaha. "Kita harus sadar bahwa yang menjamin itu adalah Allah SWT yang menciptakan makhluk serta hukum-hukum yang mengatur makhluk dan kehidupannya. Ketetapan hukum-hukum-Nya yang telah mengikat manusia juga berlaku untuk seluruh makhluk," paparnya.
Kemampuan tumbuh-tumbuhan memperoleh rezekinya, dan organ-organ yang menghiasi tubuh manusia dan binatang, serta insting yang mendorongnya untuk hidup dan makan, adalah bagian dari jaminan rezeki Allah SWT.
Prof Quraish juga menyampaikan, kehendak manusia dan instingnya, perasaan dan kecenderungannya, selera dan keinginannya, rasa lapar dan hausnya, sampai kepada naluri mempertahankan hidupnya, adalah bagian dari jaminan rezeki Allah SWT kepada makhluk-Nya.
"Tanpa itu semua, tidak akan ada dalam diri manusia dorongan untuk mencari makan. Tidak pula akan terdapat pada manusia dan binatang pencernaan, kelezatan, kemampuan membedakan rasa, dan sebagainya," jelasnya.