REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam kehidupan manusia membutuhkan harta untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari baik untuk diri sendiri atau keluarga. Maka dari itu bekerja adalah aktivitas yang harus dilakukan memenuhi kebutuhan tersebut. Jika berkeluarga maka sudah kewajiban seorang suami menafkahi lahir dan batin.
Dalam Islam hal yang berkaitan dengan rezeki sudah diajarkan. Dan ada hal yang dibenci Allah sehingga dapat menghambat pintu rezekinya, yaitu tidur dan menganggur.
Irwan Kurniawan dalam bukunya, Mengetuk Pintu Rezeki, menjelaskan tentang tidur dan menganggur. Dua hal ini sesuatu yang sangat dibenci Allah.
Dari Abu Bashir: Ja'far As Shadiq AS berkata: Sesungguhnya Allah 'Azza wa Jalla membenci orang yang banyak tidur dan banyak menganggur."
Dan dari Yunus bin Ya'qub: Ja'far As Shadiq AS berkata: Banyak tidur akan menghilangkan keberagamaan dan keduniaan,".
Muhammad bin 'Ali bin Al Husain berkata: Musa Al Khazhim AS berkata: "Sesungguhnya Allah Swt sangat membenci hamba yang suka tidur. Sesungguhnya Allah Swt sangat membenci hamba yang senang menganggur."
Riwayat-riwayat di atas dengan tegas memerintahkan agar seseorang beraktivitas mencari rezeki. Sehingga kebutuhan duniawi baik untuk diri sendiri maupun untuk menafkahi keluarganya terpenuhi. Sebab jika banyak tidur makan sulit menemukan jalan mendapatkan rezeki.
Ada banyak amalan-amalan dalam Islam yang bisa membuka pintu rezeki. Seperti shalat dhuha, membaca Alquran dan berdzikir. Selain itu ada shalawat dan Asma'ul Husna tertentu jika diamalkan dapat membuka pintu rezeki.
Ayat rezeki
Alquran menjelaskan bahwa Allah SWT melapangan rezeki dan menyempitkan rezeki bagi orang yang Dia kehendaki. Sebab Allah SWT mengetahui mana yang lebih maslahat bagi hamba-hamba-Nya.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
اَللّٰهُ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَّشَاۤءُ مِنْ عِبَادِهٖ وَيَقْدِرُ لَهٗ ۗاِنَّ اللّٰهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ
"Allah melapangkan rezeki bagi orang yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya dan Dia (pula) yang menyempitkan (rezeki) baginya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuat" (QS Al Ankabut Ayat 62).
Tafsir Ibnu Katsir menjelaskan bahwa Allah SWT berfirman, Allah adalah Tuhan yang tiada Tuhan selain Dia. Dikatakan demikian karena orang-orang musyrik menyembah selain Allah, padahal mereka mengakui bahwa Allah sendirilah yang menciptakan langit, bumi, matahari, dan bulan. Allah juga yang menundukkan siang dan malam.
Orang musyrik juga mengakui bahwa Allah yang memberi rezeki kepada hamba-hamba-Nya. Allah yang menentukan ajal mereka yang berbeda-beda, juga yang memberikan rezeki kepada mereka yang berbeda-beda.
Maka, terjadilah perbedaan di antara mereka dalam hal rezeki, ada yang kaya dan ada yang miskin. Allah Maha Mengetahui apa yang lebih maslahat bagi masing-masing dari mereka.