Sabtu 16 Dec 2023 17:09 WIB

Mengenal Ketamin, Obat yang Terkait dengan Kematian Aktor Matthew Perry

Sejumlah dosis ketamin dapat meredakan depresi serius.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Friska Yolandha
Matthew Perry
Foto: EPA
Matthew Perry

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketamin adalah obat yang telah berkembang sejak pertama kali dikembangkan pada 1960-an sebagai obat bius yang digunakan baik pada manusia maupun hewan. Namun, saat ini, ketamin juga dikenal sebagai pengobatan yang menjanjikan untuk depresi berat, dan sering digunakan sebagai obat pesta psikedelik.

Namun, dalam kasus terkait dengan Matthew Perry, obat ini telah terkait dengan efek akut yang menyebabkan kematian tragis aktor itu.

Baca Juga

Perry (54 tahun) diduga meninggal akibat efek akut dari ketamin, yang menyebabkan pikiran yang terdistorsi. Kejadian tersebut terjadi ketika Perry secara tidak sengaja tenggelam di rumahnya di Los Angeles.

Dilansir NPR pada Sabtu (16/12/2023), ketamin telah dikenal memiliki kemampuan untuk meredakan depresi serius dengan cepat. Sebuah penelitian pada 2006 di National Institutes of Health menunjukkan bahwa dosis ketamin intravena dapat mengurangi gejala depresi berat dalam waktu yang singkat, dibandingkan dengan pengobatan depresi lain yang sering membutuhkan waktu berminggu-minggu.

Meskipun ketamin menunjukkan khasiatnya dalam mengatasi depresi dengan cepat, menurut penelitian, efeknya berkurang setelah beberapa hari atau minggu. Perry sendiri diketahui menggunakan terapi infus ketamin untuk mengatasi depresi dan kecemasan, dengan infus terbaru diberikan sekitar satu setengah minggu sebelum kematiannya.

Namun, dalam laporan otopsi, disebutkan bahwa kemungkinan ketamin yang digunakan dalam terapi tersebut tidak menyebabkan langsung kematian Perry. Sebabnya adalah waktu paruh obat dalam sistem yang hanya sekitar tiga hingga empat jam atau kurang, menurut laporan tersebut. Bagaimana atau kapan Perry menerima lebih banyak dosis ketamin beberapa jam sebelum meninggal masih belum jelas.

Selain digunakan untuk depresi, para ilmuwan juga sedang mempelajari penggunaan ketamin dalam mengatasi masalah kejiwaan lainnya, seperti gangguan penggunaan narkoba dan PTSD. Sebuah penelitian bahkan menunjukkan bahwa efek anestesi ketamin tampaknya dapat memperpanjang manfaatnya hingga tiga bulan setelah terapi, terutama ketika diberikan kepada pasien yang bermain gim komputer yang dirancang untuk meningkatkan harga diri.

Namun, penting untuk diingat bahwa ketamin juga memiliki risiko. Obat ini sering digunakan di pesta dan klub karena efeknya yang memberikan pengalaman "keluar tubuh" dan halusinasi dalam waktu singkat. Overdosis ketamin dapat menyebabkan berbagai gejala, termasuk amnesia atau kejang. Jika dikonsumsi bersamaan dengan alkohol, maka dapat menyebabkan kematian atau cedera yang serius, seperti dalam kasus Perry. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement