Senin 18 Dec 2023 18:36 WIB

KPU Ingatkan Tiga Kandidat Dilarang Provokasi Pendukung Debat

Ketua KPU Hasyim Asy'ari menyebut, tindakan seperti Gibran tidak dibolehkan.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Erik Purnama Putra
Ketua KPU Hasyim Asy'ari.
Foto: Republika/Prayogi
Ketua KPU Hasyim Asy'ari.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU), Hasyim Asy'ari, mengatakan pihaknya telah mengevaluasi cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka yang saat debat capres pada  Selasa (12/12/2023), kedapatan beraksi memprovokasi pendukung. Menurut Hasyim, semua peserta dilarang melakukan aksi seperti itu dalam forum debat resmi KPU.

"Ya dalam rapat evaluasi sudah kita sampaikan hal-hal yang dianggap tidak sesuai dengan ketentuan yang disepakati di awal ya misalkan ada cawapres yang memberikan tanda atau kode atau gerakan yang katakanlah menyemangati pendukungnya, sebenarnya itu tidak boleh," kata Hasyim, di Kantor KPU, Jakarta Pusat, Senin (18/12/2023)

Aksi Gibran saat debat capres pekan lalu disorot saat dia berusaha menyemangati para pengurus Tim Kampanye Nasional (TKN), saat capres Prabowo Subianto sedang semangat menjawab pertanyaan capres Anies Rasyid Baswedan. Gibran sampai berdiri dari kemudian meminta pendukungnya bersorak sorai untuk Prabowo.

 

Hasyim menyebut sudah menyampaikan evaluasi tersebut baik kepada tim paslon Prabowo-Gibran maupun tim Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud. Menurut Hasyim, jumlah undangan yang dihadirkan dalam debat kedua nanti di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, pada Jumat (22/12/2023), masing-masing tim paslon adalah 75 orang di luar undangan yang diundang KPU.

 

Kemudian dari segi durasi waktu, KPU dan semua tim paslon sepakat masih persis dengan debat capres kemarin. Yakni 150 menit. Khusus debat menurut Hasyim akan memakan waktu 120 menit. Sisanya adalah jeda dan iklan. Semua ketentuan itu sudah dibicarakan bersama tiga timses paslon.

"Walaupun mungkin ada yang membuat catatan, kesannya debatnya kurang mendalam, waktunya sangat singkat tapi dengan begitu semua punya kesempatan untuk menjawab atau merespon pertanyaan, baik itu yang diajukan oleh panelis maupun yang diajukan dari masing-masing capres atau cawapresnya. Sehingga dengan begitu, kesempatannya lebih banyak untuk masing-masing capres-cawapres," ujar Hasyim.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement