REPUBLIKA.CO.ID, oleh Ronggo Astungkoro
Survei yang dilakukan Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny JA memotret publik yang menyatakan puas terhadap kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara konsisten meninggalkan pilihannya pada Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Serangan-serangan PDIP ke Jokowi dan penolakan Piala Dunia U-20 menjadi penyebabnya.
“Kalau kita lihat tracking surveinya, mulai bulan Juni, Agustus, hingga November 2023, mereka yang menyatakan puas kepada kinerja Jokowi, itu secara konsisten menurun dari PDIP,” ucap Direktur Citra Publik LSI Denny JA Hanggoro Doso Pamungkas dalam konferensi pers bertajuk ‘Akhir Dominasi PDIP di 2024’ di Jakarta, Selasa (19/12/2023).
Hanggoro menerangkan, mereka mulai meninggalkan pilihannya pada PDIP karena beberapa hal. Pertama, disebabkan serangan-serangan partai berlambang banteng itu kepada sosok Jokowi. Tercatat pada Juni yang lalu masih di angka 34,6 persen. Pada Agustus turun jadi 28,8 persen. Pada November, hanya 21,4 persen dari mereka yang memilih PDIP.
“Serangan-serangan seperti menyampaikan bahwa Neo-Orba, kemudian isu penegakan hukum yang bernilai lima oleh Ganjar, kemudian isu dinasti, dan lain-lain ini justru malah mengakibatkan turunnya pemilih yang puas kepada kinerja Jokowi, berpindah dari PDIP beralih ke yang lainnya,” jelas Hanggoro.
Alasan berikutnya merupakan kejadian yang sudah cukup lama berlalu, yakni sikap PDIP beserta sejumlah kadernya yang menolak pelaksanaan Piala Dunia U-20. Sosok Ganjar Pranowo, I Wayan Koster, Megawati Soekarnoputri, bahkan PDIP dianggap sebagai pihak yang turut serta menolak piala dunia yang hendak digelar di Indonesia itu.
“Ini memang alasan yang lama, tetapi bisa kita temui bahwa pada survei-survei yang lalu ternyata menolak Piala Dunia itu bukan hanya Ganjar, I Wayan Koster maupun Megawati, tapi juga PDIP dianggap pihak yang turun serta menolak Piala Dunia kala itu. Ini salah satu alasan kenapa PDIP menurun,” terang dia.