REPUBLIKA.CO.ID, KIEV – Ukraina berencana memproduksi satu juta drone pengintai dan serang FPV tahun depan. Selain itu, Kiev hendak memproduksi lebih dari 11 ribu drone serang jarak menengah dan jauh untuk meladeni pertempuran melawan Rusia.
“Semua fasilitas produksi telah siap, dan kontrak untuk tahun depan 2024 dimulai,” kata Menteri Industri Strategis Ukraina Oleksandr Kamyshin saat mengumumkan rencana pembuatan 1 juta drone lewat akun Telegram-nya, Rabu (20/12/2023).
Dia menambahkan, drone yang diproduksi mencakup 1.000 drone dengan daya jelajah lebih dari 1.000 kilometer. Sementara itu, Rusia menyampaikan bahwa saat ini belum ada dasar untuk melakukan perundingan perdamaian dengan Ukraina. “Kami benar-benar menganggap topik negosiasi tidak relevan saat ini,” kata Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada awak media, Rabu.
Peskov menjelaskan, Inggris telah membuang peluang mencapai kesepakatan damai pada 2022. Hal itu karena Inggris memberikan tekanan pada Kiev untuk menolak rancangan kesepakatan tak lama setelah Rusia mengirim pasukan ke Ukraina.
“Setelah itu, tidak ada prasyarat untuk negosiasi dan bahkan ada lebih sedikit prasyarat setelah Ukraina secara hukum melarang negosiasi apa pun dengan pihak Rusia,” ujar Peskov.
Peskov pun mengomentari rencana perdamaian Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, yang dikenal sebagai “peace formula”. Menurutnya, rencana perdamaian tersebut cacat karena berupaya menemukan perdamaian tanpa partisipasi Rusia
“Setidaknya, ini adalah proses yang tidak masuk akal,” ucap Peskov.
Terdapat 10 poin yang dicantumkan Zelensky dalam formula perdamaiannya. Penarikan pasukan Rusia dan pemulihan perbatasan negara Ukraina termasuk di anrara poin-poin tersebut.
Pada Oktober 2022, Zelensky menandatangani dekret yang secara resmi menyatakan bahwa prospek perundingan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin tidak mungkin dilakukan. Dekrit tersebut diterbitkan setelah Putin mengesahkan aneksasi empat wilayah Ukraina, yakni Luhansk, Donetsk, Kherson, dan Zaporizhzhia.