REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kejuaraan binaraga biasanya identik dengan doping. Maklum karena untuk membantu percepatan pertumbuhan otot, tak sedikit atletnya kerap mengonsumsi ragam suplemen.
Dalam kandungan percepatan pertumbuhan otot seringkali ditemukan zat yang dilarang oleh badan anti doping.
Sang atlet atau binaragawan itu sendiri sebenarnya tidak tahu suplemen tersebut mengandung zat yang dilarang badan anti doping.
Saat ini banyak kejuaraan binaraga yang sifatnya 'open' dan tidak di bawah pengawasan federasi binaraga. Sehingga, tidak menerapkan tes doping saat menggelar kejuaraan. Termasuk ajang Fitlife Open Championship (FOC) yang akan digelar sepanjang tahun 2024 di 8 Kota.
Michael Tan pegiat binaraga yang juga aktif di binaragaindonesia.com kepada media Rabu (20/12/2023) mengatakan, ajang FOC bebas tidak ada larangan konsumsi suplemen dan tanpa tes doping.
"Tujuan utama kita adalah memberi panggung kepada orang yang telah berupaya keras membentuk ototnya dan mempertontonkan usahanya tersebut diatas panggung," ujarnya.
Banyak kejuaraan yang gelar tanpa tes doping, lanjut Michael. "Karena biaya yang digunakan untuk tes sangat mahal. Satu orang saja bisa sampai Rp 8 juta, lebih baik uang tersebut untuk hadiah peserta."
"Kita ingin olahraga binaraga ini mandiri, tidak ikut aturan federasi yang ikut ajang multi event. Jadi tidak ada aturan tes doping atau larangan konsumsi suplemen. Tujuan kita membentuk masyarakat yang sehat dengan ikut fitnes," ujar Michael.