Ahad 24 Dec 2023 19:07 WIB

Firman Allah tentang Bagaimana Mukmin Seharusnya Menyikapi Pemerintah

Allah menganjurkan mukmin untuk punya sikap terhadap pemerintah.

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Erdy Nasrul
Cawapres nomor urut 1, 2 dan 3, Muhaimin Iskandar, Gibran Rakabuming Raka dan Mahfud MD (kiri-kanan) berfoto bersama usai mengikuti sesi Debat Kedua Calon Wakil Presiden Pemilu 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Jumat (22/12/2023). Debat kedua ini mengangkat tema Ekonomi Kerakyatan dan Digital, Keuangan, Investasi Pajak, Perdagangan, Pengelolaan APBN-APBD, Infrastruktur dan Perkotaan.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Cawapres nomor urut 1, 2 dan 3, Muhaimin Iskandar, Gibran Rakabuming Raka dan Mahfud MD (kiri-kanan) berfoto bersama usai mengikuti sesi Debat Kedua Calon Wakil Presiden Pemilu 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Jumat (22/12/2023). Debat kedua ini mengangkat tema Ekonomi Kerakyatan dan Digital, Keuangan, Investasi Pajak, Perdagangan, Pengelolaan APBN-APBD, Infrastruktur dan Perkotaan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada 14 Februari 2024, masyarakat Indonesia akan memilih calon presiden dan wakil presiden. Ada tiga pasangan calon yakni Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD. 

Saat ini ketiga pasangan tersebut gencar melakukan kampanye ke seluruh Indonesia. Kampanye kedua pun telah dilaksanakan. Namun pada akhirnya hanya akan ada satu pasangan yang memenangkan kontestasi. Masyarakat harus menerima siapa pun pemenangnya dalam kontestasi Pemilu nanti.

Baca Juga

Alquran telah memerintahkan umatnya agar selalu menghormati pemimpin yang berkuasa. Meskipun pemimpin tersebut bukan pilihannya dalam proses demokrasi atau model pemilihan apapun. Hal tersebut terdapat dalan surat An Nisa' ayat 59:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَطِيعُوا۟ ٱللَّهَ وَأَطِيعُوا۟ ٱلرَّسُولَ وَأُو۟لِى ٱلْأَمْرِ مِنكُمْ ۖ فَإِن تَنَٰزَعْتُمْ فِى شَىْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى ٱللَّهِ وَٱلرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ ۚ ذَٰلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا

"Yā ayyuhal-lażīna āmanū aṭī‘ullāha wa aṭī‘ur-rasūla wa ulil-amri minkum, fa in tanāza‘tum fī syai'in fa rudd­hu ilallāhi war-rasūli in kuntum tu'minūna billāhi wal-yaumil-ākhir(i), żālika khairuw wa aḥsanu ta'wīlā(n).

Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nabi Muhammad) serta ulul amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, kembalikanlah kepada Allah (Alquran) dan Rasul (sunahnya) jika kamu beriman kepada Allah dan hari Akhir. Yang demikian itu lebih baik (bagimu) dan lebih bagus akibatnya (di dunia dan di akhirat).

Dalam tafsir tahlili, dikutip dari Quran Kemenag dijelaskan bahwa umat Islam wajib mematuhi ketentuan-ketentuan yang ditetapkan ulil amri. Arti dari ulil amri yaitu orang yang memegang kekuasaan dalan suatu masa. Namun dengan syarat ketentuan mereka tidak bertentangan dengan Alquran dan hadist.

Maka jika memang keputusan ulim amri tersebut bertentangan dengan Alquran dan hadist maka masyarakat tidak wajib mengikutinya karena dikhawatirkan bisa terjebak kepada dosa. Nabi Muhammad SAW bersabda:

 لاَ طَاعَةَ لِمَخْلُوْقٍ فِيْ مَعْصِيَةِ الْخَالِقِ (رواه أحمد) 

"Tidak (dibenarkan) taat kepada makhluk di dalam hal-hal yang merupakan maksiat kepada Khalik (Allah SWT)." (Riwayat Aḥmad).

Dengan penjelasan di atas maka diharapkan setelah Pemilu 2024 tak ada perpecahan. Siapa pun yang kalah dalam kontestasi nanti diharapkan menaati ketentuan-ketentuan yang dibuat oleh ulim amri atau penguasa dengan syarat tidak bertentangan dengan Alquran dan hadist. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement