Selasa 26 Dec 2023 19:40 WIB

Indonesia Hadapi Bonus Demografi, Penduduk Korsel Terancam Tinggal Setengah Populasi

Korsel telah menggelontorkan 200 miliar dolar AS untuk atasi krisis populasi.

Red: Friska Yolandha
Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol.
Foto: EPA-EFE/YONHAP
Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol pada Selasa (26/12/2023) menyerukan tekad yang luar biasa untuk mengatasi penurunan angka kelahiran di negaranya. Jika tidak ada perkembangan berarti, populasi Korsel akan tersisa setengahnya pada akhir abad ini.

“Waktu mulai menipis. Saya berharap setiap lembaga pemerintah menangani masalah angka kelahiran yang rendah dengan tekad yang luar biasa,” kata Yoon kepada anggota kabinet, seperti dikutip oleh kantor berita Yonhap.

Baca Juga

Dia mendesak para pejabat untuk mengatasi masalah penurunan angka kelahiran dengan cara yang berbeda dari sebelumnya. Dia juga meminta solusi yang efektif untuk mengatasi masalah ini, karena Korsel memiliki angka kelahiran terendah di dunia.

Angka kelahiran yang terus turun telah menimbulkan keprihatinan bagi para pengambil kebijakan karena tingkat kesuburan di Korsel telah mencapai level terendah, yakni 0,7, pada kuartal ketiga tahun ini.

Angka itu jauh di bawah batas tingkat kesuburan 2,1, yang diperlukan untuk menjaga populasi tetap stabil pada angka 51 juta jiwa, Yonhap melaporkan.

Yoon menyebut persaingan ketat di bidang-bidang tertentu seperti pendidikan sebagai salah satu penyebab menurunnya angka kelahiran itu.

Dia mengatakan bahwa rendahnya angka kelahiran mengharuskan negara menangani masalah itu secara lebih serius dan mencari solusi yang berbeda dari sebelumnya.

Gelontoran dana besar tak mampu dongkrak kelahiran ...

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement