Kamis 28 Dec 2023 16:51 WIB

Tren Musik 2024: Cross Genre Diprediksi Semakin Marak

Seperti apa tren musik pada 2024? Simak prediksinya berikut ini.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Qommarria Rostanti
Musik (ilustrasi). Pengamat musik memprediksi cross genre akan semakin marak pada 2024.
Foto: www.freepik.com
Musik (ilustrasi). Pengamat musik memprediksi cross genre akan semakin marak pada 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjelang 2024, prediksi tren dari berbagai bidang mulai bermunculan. Salah satunya dari industri musik. 

Pengamat musik dan hiburan, Buddy Ace, menyampaikan prediksi perkembangan dunia musik pada 2024 baik global dan Indonesia. “Di era kontemporer, di mana setiap detik, kita bisa mendengarkan beragam genre musik dari ribuan platform digital, ciri khas genre cenderung semakin warna-warni, kalau tak ingin disebut abu-abu,” ujar Buddy saat dihubungi Republika.co.id beberapa waktu lalu.

Baca Juga

Menurut dia, tidak ada genre rock yang orisinal dari pendatang baru. Kecuali nama-nama besar, legenda hidup, yang masih bertahan di panggung musik rock, heavy metal, sedikit rock n roll, blues, dan jaz. 

Buddy menyebut cross genre bakal semakin marak. Contohnya, akan semakin ramai warna Brit Pop ala Coldplay, dengan sentuhan electronic music dance yang kuat. Rock ala Oasis tetap masih digandrungi dengan aransemen elektronik yang lebih kekinian.

“Penyanyi solo, dengan aransemen simple, gitar dan piano, masih mendapat ruang yang besar dalam warna pop, balada, country, jazz, dan R&B, khas musik Amerika. Gaya musik 60-70an, masih menjadi daya tarik yang besar dan kuat, dengan pesona skena musik senja,” kata Buddy.

Buddy mengatakan, pengaruh Amerika dan Inggris terhadap karya musikal di Indonesia tetap jauh lebih besar dan kuat dibandingkan pengaruh musik K-pop. Nama-nama seperti Hindia, Payung Teduh, HIVI, Fourtwnty, Juicy Luicy, semakin menarik perhatian.

“Tentu saja musik campur sari dengan lirik menggelitik penuh humor, khas koplo dan dangdut Pantura, masih mengusik kuping kita pada 2024. Nama-nama seperti Guyon Waton dan penerus Didi Kempot, Denny Caknan, serta Ndar Boy, masih terus diminati penikmat musik Tanah Air,” kata dia. 

Selain itu, kini lagu-lagu bahasa Inggris dari penyanyi Indonesia sudah hadir dan populer di kalangan pendengar musik. Saat ditanya apakah pop Indonesia ke depannya akan dipenuhi dengan lirik-lirik bahasa Inggris, Buddy menjawab kemampuan musisi Indonesia dalam membuat lirik dengan ungkapan Inggris yang kental, semakin baik, indah, dan mulai meluas. 

Bagi Buddy, mereka pun menyanyi dengan ejaan dan pengucapan yang semakin bagus. Sebut saja, NIKI, Rich Brian, Agnez Mo, Isyana, Raisa, dan lainnya. “Tentu saja kemampuan berbahasa asing para musisi dan penyanyi asal Indonesia akan semakin besar dan meluas,” katanya. 

Dia mengatakan platform digital mengarahkan semua karya musik ke bahasa Inggris sebagai bahasa universal. Namun, untuk tetap menjaga identitas setiap musisi, maka tetap menarik dan masih dibutuhkan karya dengan bahasa Ibu sebagai bahasa kearifan lokal.

Dalam beberapa kasus, Buddy melanjutkan, sejumlah lagu berbahasa Indonesia sudah banyak yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Tren musik tumbuh dan berkembang dengan kompleksitas industri musik. 

“Selain dipengaruhi nama besar, bahasa, tema lagu, genre musik, sebuah tren musik lahir dan muncul karena momentum tertentu. Momentum dalam industri musik bisa dipengaruhi oleh perubahan dan perkembangan pop culture lainnya, seperti film, fashion, bahan kuliner,” ujar Buddy.

“Momentum itu datang silih berganti, secara dinamis. Dari sana tren musik menemukan momentumnya," ujarnya lagi.

Di sisi lain terkait K-pop, grup BTS saat ini menjalani wajib militer. Menurut dia, wamil tidak akan memengaruhi tren musik K-pop ke seluruh dunia. 

Dia menerangkan dalam industri pop culture, perubahan tren biasanya terjadi setiap 20 tahun sekali. Teori ini merujuk pada teori perubahan selera pada manusia yang bergerak dinamis. Kelak K-pop akan “bergeser”, mungkin sejenak, mungkin juga panjang. 

“Posisinya akan sangat dipengaruhi oleh tren global masyarakat dunia yang terus tumbuh berkembang, secepat perubahan dalam teknologi digital. Hemat saya, K-pop masih bersinar terang di tahun 2024,” kata dia.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement