Ahad 31 Dec 2023 07:08 WIB

Pemkot Tasikmalaya Ingin Ada Kereta Eksekutif ke Jakarta

Kereta menuju Tasikmalaya dari Jakarta saat ini menggunakan gerbong kelas ekonomi.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Ani Nursalikah
KA Pasundan melintas di Stasiun Rajapolah, Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya, Selasa (21/6/2022) siang. Pemkab Tasikmalaya ingin Stasiun Rajapolah tak hanya menjadi lintasan kereta api, melainkan juga Tempat berhenti dan naik turun penumpang.
Foto: Republika/Bayu Adji
KA Pasundan melintas di Stasiun Rajapolah, Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya, Selasa (21/6/2022) siang. Pemkab Tasikmalaya ingin Stasiun Rajapolah tak hanya menjadi lintasan kereta api, melainkan juga Tempat berhenti dan naik turun penumpang.

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Perjalanan kereta api dari Stasiun Tasikmalaya ke Jakarta saat ini hanya tersedia satu pilihan, yaitu menggunakan KA Serayu relasi Purwokerto-Pasar Senen. Namun, rangkaian kereta api itu seluruhnya menggunakan gerbong kelas ekonomi.

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, ada permintaan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya agar ada perjalanan kereta api kelas eksekutif ke Jakarta. Menurut dia, permintaan itu telah disampaikan langsung kepada PT KAI.

Baca Juga

"Insya Allah nanti akan diadakan," kata dia di Kota Tasikmalaya, Sabtu (30/12/2023).

Ia mengatakan akan mengupayakan penambahan perjalanan kereta api eksekutif yang berhenti di Stasiun Tasikmalaya. Dengan begitu, pada penumpang kereta memiliki pilihan lain selain menggunakan KA Serayu.

Manajer Humas PT KAI Daop 2 Bandung Ayep Hanapi mengatakan akan kembali melakukan kajian terkait permintaan itu. Penambahan perjalanan kereta api dinilai harus disesuaikan dengan data ketersediaan sarana, baik lokomotif maupun kereta, serta bangkitan penumpang di Stasiun Tasikmalaya.

Ia menyebutkan, PT KAI Daop 2 Bandung pernah menjalankan KA Galunggung relasi Tasikmalaya-Gambir dan KA Pangandaran Relasi Banjar-Tasikmalaya-Gambir, pada sebelum pandemi Covid-19. Namun, animo masyarakat menggunakan KA tersebut kurang.

"Kami perlu kaji kembali," kata Ayep saat dikonfirmasi Republika.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement