REPUBLIKA.CO.ID, SRAGEN–Dua desa di Kabupaten Sragen kebanjiran di awal tahun 2024. Daerah tersebut yakni di di desa Sidoharjo dan Sragen Kota.
Kepala BPBD Kabupaten Sragen, R. Triyono Putro mengatakan banjir merendam sejumlah kampung. Sedangkan ketinggian airnya berkisar 1 meter hingga 1,5 meter.
“Iya beberapa daerah terendam air. Sejak kemarin sore sampai malam wilayah Sragen diguyur hujan dengan curah hujan ringan sampai sedang. Dengan durasi lama, sehingga mengakibatkan sungai mungking di wilayah Sragen meluap,” kata Triyono ketika dihubungi awak media, Selasa (2/1/2023).
Triyono mengatakan setidaknya ada 66 unit rumah yang terdampak banjir. Banjir di Desa Sidoharjo meredam 4 RT di Dukuh Wirun. Sedangkan Dukuh Sine jumlah RT yang terdampak juga sama.
“Yang terdampak 66 unit rumah, dengan total 66 KK atau 190 Jiwa. Ketinggian bervariasi ada yang 50 sentimeter ada yang sapi 1 meter hingga 1,5 meter,” katanya menjelaskan.
Kendati demikian, Triyono mengungkapkan sejak pagi tadi banjir sudah mulai surut. Ia juga mengatakan sejumlah mulai tak terendam air.
“Pagi ini sebagian daerah sudah surut dan hanya di beberapa tempat yang masih menggenangi jalan kurang lebih 10 sampai 30 sentimeter di dukuh wirun dan kampung ngangin,” katanya mengakhiri.
Cegah banjir
Pemerintah Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan mengantisipasi banjir pada awal 2024 dengan menyiagakan tim dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPD) setempat di beberapa lokasi rawan banjir di daerah itu.
Penjabat Wali Kota Palembang Ratu Dewa di Palembang, Selasa, mengaku telah menyiagakan tim di beberapa lokasi rawan banjir di kota tersebut melalui Dinas PUPR Kota Palembang.
Tim tersebut bersiaga setiap hari sehingga apabila terjadi hujan dengan intensitas tinggi atau deras, mereka akan langsung memompa air banjir dan mengantisipasi genangan air di beberapa daerah atau di jalan raya.
"Kami juga melibatkan beberapa dinas terkait agar saat terjadinya hujan tidak ada genangan air di jalanan raya dan tidak menimbulkan kemacetan," katanya.
Ia menyebut setidaknya terdapat enam lokasi paling rawan banjir di kota Palembang yang secara fokus dijaga oleh tim tersebut.
Kendati demikian, ia mengaku khawatir kenaikan volume air Sungai Musi yang menjadi penyebab banjir di Kota Palembang.
Ia mencontohkan pada tahun kemarin kenaikan volume air Sungai Musi juga mendapat kiriman dari air banjir berasal dari daerah lain, seperti Lahat.
Ia meminta warga sekitar tidak membuang sampah sembarangan, apalagi ke jalan, karena rawan menjadi penyebab banjir.
"Mari sama-sama menjaga lingkungan dan tidak buang sampah sembarangan," katanya.