Rabu 03 Jan 2024 20:09 WIB

Todung Mulya Lubis Cium Kejanggalan Simulasi Surat Suara di Solo Hanya Ada Paslon 1 dan 2

Todung mempertanyakan profesionalitas dari KPU.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Teguh Firmansyah
 Todung Mulya Lubis
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Todung Mulya Lubis

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Deputi Hukum Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Todung Mulya Lubis mengkritik surat suara simulasi di Solo, Jawa Tengah. Sebab surat suara simulasi untuk pemilihan presiden (Pilpres) 2024 tersebut, hanya terdapat dua kolom pasangan calon.

Padahal, Pilpres 2024 diikuti oleh tiga pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres). Adapun Ganjar Pranowo-Mahfud MD sendiri adalah pasangan calon nomor urut 3.

Baca Juga

"Saya menyayangkan misalnya berita hari ini, bahwa simulasi ya, dengan menggunakan kertas suara yang terjadi di Solo. Itu hanya menampilkan gambar dua paslon, paslon 1 dan paslon 2, nah buat saya ini aneh," ujar Todung di Kantor TPN Ganjar-Mahfud, Jakarta, Rabu (3/1/2024).

Menurutnya, hal tersebut janggal meskipun itu hanya merupakan surat suara untuk simulasi. Ia pun mempertanyakan profesionalitas Komisi Pemilihan Umum (KPU). "Saya yakin orang awam tuh cerdas, sangat tahu bahwa aneh simulasi semacam ini," ujar Todung.

"Dalam hati saya bertanya, apakah kita masih punya confidence terhadap profesionalitas KPU dalam melakukan simulasi, dalam mengadministrasi mengelola pemilu ini," sambungnya.

Sebelumnya, DPC Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Solo memprotes surat suara simulasi yang digelar KPU Kota Solo. Lantaran hanya berisi contoh dari dua pasangan calon capres-cawapres. 

Liasion Officer (LO) DPC PDIP Solo, YF Sukasno mengaku mengetahui hal tersebut saat dirinya meminta contoh surat suara ke KPU. "Jumat itu saya ke KPU dan minta contoh kartu suara karena memang parpol kan boleh. Sehingga saya minta contoh kartu suara, diberi lima, lengkap, kartu suara Pilpres, DPD, DPRD, DPR RI. Saat membuka kartu suara pada Senin yang pilpres ternyata kolomnya hanya dua, ini simulasi lho," katanya kepada wartawan, Rabu (3/1/2024).

Menurut Kasno simulasi pencoblosan tersebut adalah kondisi yang mendekati real. Sehingga, apabila hanya ada dua kolom capres di simulasi itu menyesatkan. 

“(Simulasi) Kalau di KBBI kan latihan yang mendekati real. Sehingga, kok hanya dua kolom. Harusnya kalau latihan ya kolomnya tetap tiga, menurut saya ini menyesatkan,” ujarnya. 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement