REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jagat dunia maya kembali ramai oleh salah satu cicitan surat terbuka buat Anies Baswedan. Surat terbuka tersebut disampaikan oleh Yoel Soemitro, warga Solo yang kini sedang ada di Berada di Berlin, Jerman, dan pernah menjadi salah satu pendukung mantan gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
"Pak Anies, dulu gua benci banget dengan Bapak. Karena gua merasa “junjungan” gua (Ahok) — yang menurut gua kerjanya oke banget — lu kalahin dengan cara yang licik dan rendah. Kalau di pilpres ini ada calon lain yang lebih bagus dibandingkan bapak, yang ga lebih diktator, atau lebih jelas gagasannya, sudah pasti gua ga pilih lu. Kenapa? ya karena dosa masa lalu tentang politik identitas yang Bapak tunggangi itu," demikian salah satu bunyi surat terbuka Yoel.
"Tapi ya sudah. Anggap saja mungkin karena tiktok live Bapak, gagasan2 jenius Bapak, kemampuan retorika Bapak, gua jadi lebih jatuh cinta dengan Bapak. Tapi ada satu topik yang ingin gua bilang ke Bapak: Pak, kalau bisa ke depannya — lu yang lebih sensitif dan menebus isu SARA ini…," kataya menambahkan.
Respons terhadap kicauan Yoel mencapai lebih dari 600 komentar di akun X (dulu Twitter). Ada yang merespons positif dan ada juga yang mengkritik balik. Sebagian juga ada yang mengajak Yoel untuk mengikut acara Desak Anies di Istora pada Jumat besok. Namun Yoel mengaku belum bisa ikut karena masih ada di Jerman.
Sementara itu salah satu yang ikut merespons adalah orang yang berada di lingkaran Anies Baswedan, Thomas Lembong. Mantan menteri perdagangan itu mengaku menangkap perasaan mendalam dari Yoel.
"Pak Yoel yg baik - minimum saya sebagai wakil-nya Pak Anies sudah baca surat terbuka Pak Yoel, dan ikut nangkep perasaan Pak Yoel yang dalam. Terima kasih keterbukaannya (terbuka utk berubah pikiran, dan juga berkomunikasi secara terbuka)," balas Lembong yang juga Co-Captain Timnas Anies-Muhaimin.
Berikut tulisan lengkap Surat Terbuka Yoel
Disclaimer: Satu. Gua double minoritas — keturunan Cina dan Kristen. Tahun 2018 lalu gua pendukung keras Ahok juga — ikut kampanye ke teman2 dan keluarga untuk kumpulin tanda tangan untuk Ahok dan ikut gabung gerakan 1000 lilin untuk Ahok ketika dia divonis penjara. Dua. Di pemilu presiden 2024 tahun ini walaupun gua masih swing voter —menimbang-nimbang di antara ketiga kandidat (tinggal dua sih sebenarnya) — di posisi saat ini gua lebih condong untuk vote Anies.
Surat terbuka ini gua tulis untuk Anies karena gua ga bisa ikut keriaan acara Desak Anies di Indonesia. :)
Pak Anies, dulu gua benci banget dengan Bapak. Karena gua merasa “junjungan” gua (Ahok) — yang menurut gua kerjanya oke banget — lu kalahin dengan cara yang licik dan rendah. Kalau di pilpres ini ada calon lain yang lebih bagus dibandingkan bapak, yang ga lebih diktator, atau lebih jelas gagasannya, sudah pasti gua ga pilih lu. Kenapa? ya karena dosa masa lalu tentang politik identitas yang Bapak tunggangi itu.