REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerhati Pemilu Bersih Eddy Wijaya mengapresiasi diluncurkannya platform jagapemilu.com, sebagai upaya mengawal proses demokrasi yang jujur, adil, dan transparan.
"Platform digital jagapemilu.com merupakan hal yang baik, untuk mengawal supaya Pemilu bisa berlangsung secara jujur adil dan juga netral," katanya di Jakarta, Jumat.
Hal itu disampaikan Eddy usai menghadiri peluncuran platform jagapemilu.com oleh Perkumpulan Jaga Pemilu di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan.
Eddy mengimbau kepada Perkumpulan Jaga Pemilu supaya memverifikasi secara ketat relawannya. Jangan sampai ada yang berasal dari pihak-pihak tertentu yang justru ingin melakukan kecurangan.
“Supaya bisa berjalan dengan netral, tentunya semua orang yang ikut menjadi relawan harus diverifikasi dengan benar. Termasuk nantinya dapat menyaring dengan benar jika ada laporan dan bukti kecurangan yang diupload ke website jagapemilu.com,” pesannya.
Jika relawannya tidak netral, kata Eddy, bisa saja laporan yang dibuat tidak sesuai dengan kenyataan atau direkayasa. Sehingga menyudutkan salah satu pasangan calon atau peserta Pemilu lainnya
Lanjut dia, pengawasan dari masyarakat itu jauh lebih penting. Karena jumlah personel dari pihak penyelenggara Pemilu sangat terbatas.
“Saya optimistis keberadaan platform ini dapat mendorong Pemilu berjalan dengan jujur dan adil,” ujarnya.
Kata dia, potensi kecurangan dan pelanggaran Pemilu yang besar, dipastikan berujung ke persoalan perolehan suara.
Untuk meminimalisasi konflik, ia menyarankan masing-masing pasangan calon ataupun pihak yang berkontestasi meminta pendukungnya agar tenang dan tidak anarkistis.
Peluncuran platform ini dihadiri sejumlah tokoh seperti mantan Komisioner KPK Erry Riyana Hardjapamekas, mantan Wakil Koordinator BP ICW Luky Djani, Guru Besar Antropologi Hukum Universitas Indonesia Prof. Dr. Sulistyowati Irianto, Ahli Hukum Tata Negara Bivitri Susanti, Pendiri Gusdurian Alissa Wahid.
Hadir juga Sisiolog Fisip UI Meuthia Ganie, Pengamat Kebijakan Publik Agus Pambagio, mantan Ketua Bawaslu RI Abhan, mantan Komisioner KPU RI Hadar Nafis Gumay, dan Pemerhati Pemilu Bersih Eddy Wijaya.