REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Sering kali kita menyaksikan seseorang menjilat jari-jarinya saat makan hingga bersih. Bagi sebagian orang tindakan tersebut tidak enak dipandang. Namun, bagi sebagian orang justru sudah menjadi kebiasaan.
Bagaimana Islam memandang seseorang menjilat jari-jarinya setelah makan? Dalam buku "Dahsyatnya Amalan Pembuka Rezeki" karya KH Muhammad Arifin Ilham dan Ust Muhammad Nurani menyebutkan tentang menjilat jari-jemari setelah makan. Dan hal tersebut ada dasarnya.
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رضي الله عنهما أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم قَالَ:إذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ طَعَامًا فَلا يَمْسَحْ يَدَهُ حَتَّى يَلْعَقَهَا، أَوْ يُلْعِقَهَا
Dari Ibnu Abbas, raḍiyallāhu 'anhumā bahwa Nabi Muhammad ṣallallāhu 'alaihi wa sallam, bersabda, "Apabila salah seorang di antara kalian telah selesai makan, maka janganlah ia mengusap (membersihkan) jari-jarinya hingga ia menjilatinya atau menjilatkannya (ke orang lain)." (HR Bukhari Muslim).
Lantas apa maksud dari sunnah Rasulullah SAW yang oleh sebagian orang, mungkin, akan dianggap jorok tersebut.
Rasulullah SAW dalam riwayat lain menjelaskan maksud dari anjurannya itu, yaitu agar tetap mendapat berkah dari setiap suapan makanan, sampai yang tersisa dalam jari jemari sekalipun.
عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ عَنْ جَابِرٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا وَقَعَتْ لُقْمَةُ أَحَدِكُمْ فَلْيَأْخُذْهَا فَلْيُمِطْ مَا كَانَ بِهَا مِنْ أَذًى وَلْيَأْكُلْهَا وَلَا يَدَعْهَا لِلشَّيْطَانِ وَلَا يَمْسَحْ يَدَهُ بِالْمِنْدِيلِ حَتَّى يَلْعَقَ أَصَابِعَهُ فَإِنَّهُ لَا يَدْرِي فِي أَيِّ طَعَامِهِ الْبَرَكَةُ
Dari Jabir ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ”Apabila suapan makanan salah seorang di antara kalian jatuh, ambilah kembali lalu buang bagian yang kotor dan makanlah bagian yang bersih. Jangan dibiarkannya dimakan setan, dan janganlah dia sapu tangannya dengan serbet sebelum dia jilati jarinya. Karena dia tidak tahu makanan mana yang membawa berkah.” (HR Muslim).
Sementara itu, Allah SWT pun telah memberikan tuntutan kepada umatnya mengenai adab ketika makan. Hal tersebut terungkap dalam firmannya surah al-A'raf ayat 31:
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ خُذُوْا زِيْنَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَّكُلُوْا وَاشْرَبُوْا وَلَا تُسْرِفُوْاۚ اِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِيْنَ ࣖ
Artinya: "Wahai anak cucu Adam, pakailah pakaianmu yang indah pada setiap (memasuki) masjid dan makan serta minumlah, tetapi janganlah berlebihan. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang berlebihan."
Tafsir tahlili dalam Alquran Kemenag menerangkan tentang kandungan ayat tersebut. Allah SWT menyinggung agar manusia tidak berlebih-lebihan saat makan dan minum. Ayat ini menurut tafsir tersebut mendorong manusia selain makan makanan yang mengeyangkan tetapi juga bergizi serta mengatur waktu makan.
Baca juga: Sedang Sedih dan Gelisah Hebat? Baca Doa Rasulullah SAW Ini
Dan tujuan utama dari adab dan anjuran Allah saat makan agar lebih kuat dalam mengerjakan ibadah. Makan makanan yang berlebihan juga akan berdampak terhadap kesehatan dan akan berdampak terhadap kesehatan.