Selasa 09 Jan 2024 23:38 WIB

IPO Citra Nusantara Gemilang Catat Oversubscribed Sebanyak 93,23 Kali

CGAS melepas saham ke publik sebanyak 531.429.000 lembar

Pekerja berada didekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) usai pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2024 di Jakarta.
Foto: Republika/Prayogi
Pekerja berada didekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) usai pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2024 di Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah sukses melakukan penawaran umum perdana saham (IPO) yang mencatatkan kelebihan permintaan (oversubscribed), PT Citra Nusantara Gemilang Tbk (CGAS) secara resmi mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai emiten kedua 2024.

Predikat perusahaan green energy yang melekat pada CGAS diyakini akan memicu para investor untuk mengoleksi saham Perseroan yang sarat dengan prinsip berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Pada pelaksanaan IPO selama kurun 2-4 Januari 2024, CGAS melepas saham ke publik sebanyak 531.429.000 lembar bernilai nominal Rp 50 per saham atau setara 30 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh Perseroan.

Harga penawaran umum dibanderol Rp 338 per saham atau berada di batas atas harga penawaran awal (book building) sekitar Rp 284 - Rp 338 per saham, sehingga hal ini sekaligus menunjukkan optimisme Perseroan, saham CGAS diminati publik. Pada aksi korporasi ini, manajemen CGAS menunjuk PT Pilarmas Investindo Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi Efek.

Direktur Pilarmas Investindo, William Siddharta mengungkapkan, tingginya antusias masyarakat untuk memiliki saham CGAS sudah tercermin di pasar primer yang mengalami kelebihan permintaan hingga 93,23 kali dari porsi penjatahan terpusat.

"Rangkuman hasil penawaran umum melalui website e-IPO menunjukkan adanya oversubscribed terhadap porsi penjatahan terpusat sebesar 93,23 kali, dana investor yang masuk untuk memperebutkan porsi pooling saham CGAS mencapai Rp2,51 triliun," papar William, melalui siaran pers, Selasa (9/1/2023).

Bersamaan pelaksanaan IPO, Perseroan juga menerbitkan 265.714.500 Waran Seri I yang menyertai saham baru CGAS, dengan rasio 2:1. Sehingga, setiap pemegang dua saham baru berhak memperoleh satu waran, sementara itu setiap satu waran memberikan hak kepada

pemegangnya untuk membeli saham CGAS. Dengan harga pelaksanaan Rp 306 per waran, maka Perseroan bisa meraih dana dari hasil pelaksanaan Waran Seri I maksimal Rp 81,3 miliar. William menegaskan, tingginya minat dan permintaan masyarakat terhadap saham CGAS selama masa penawaran di pasar perdana telah mencerminkan kepercayaan investor terhadap bisnis Perseroan di bidang perdagangan dan distribusi gas yang ramah lingkungan.

Terlebih lagi, Perseroan juga masuk ke dalam kategori industri gas alam cair (liquid natural gas/LNG) yang sejalan dengan program pemerintah mengenai transisi menuju energi rendah emisi.

Direktur Utama CGAS Andika Purwonugroho mengatakan bahwa berdasarkan kalkulasi Pilarmas Investindo atas data tersebut dengan menggunakan metode Discounted Cash Flow (DCF), tercatat kisaran penilaian ekuitas Rp 687.025 miliar. 

"Metode DFC menggunakan asumsi tingkat bunga bebas risiko sebesar 6,4 persen, beta sebesar 1,53, premi risiko negara 2,9 persen, biaya ekuitas 13,1 persen, biaya utang 8,3 persen, pertumbuhan terminal sebesar tiga persen dan WACC sebesar 10,85 persen," kata Andika.

Andika menjelaskan, keputusan melakukan IPO ini sebagai langkah Perseroan untuk peningkatan kapasitas pendanaan dalam rangka mengakselerasi pertumbuhan dan menguatkan stabilitas keuangan. 

Dia menyebutkan, sebesar 90 persen dari dana yang diperoleh dari aksi korporasi ini, setelah dikurangi biaya-biaya emisi, akan digunakan sebagai dana belanja modal (capex) untuk membangun LNG station di Galian Field Tambun Zone 7 Regional 2, sedangkan sisanya akan dimanfaatkan untuk modal kerja. 

Sementara itu, dana yang diperoleh dari pelaksanaan Waran Seri I juga akan digunakan sebagai modal kerja Perseroan. Andika memaparkan, pencatatan saham CGAS di BEI merupakan bagian dari strategi peningkatan kapasitas pendanaan, ekspansi usaha, tata kelola dan prinsip keterbukaan Perseroan secara lebih baik sebagai perusahaan publik.

"Sehingga upaya ini diharapkan dapat menjadi nilai tambah bagi stakeholder CGAS,” kata Andika. 

Bahkan, lanjut dia, pengembangan bisnis CGAS juga sejalan dengan program pemerintah terkait transisi energi yang memprioritaskan gas alam sebagai sumber energi dengan tingkat emisi yang lebih rendah dibanding bahan bakar minyak (BBM).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement