Rabu 10 Jan 2024 12:47 WIB

Apa yang Sedang Terjadi di Ekuador?

Keamanan Ekuador terus memburuk sejak pandemi virus Covid-19.

Rep: Lintar Satria/ Red: Setyanavidita livicansera
Tangkapan layar video langsung dari jaringan TC Television menunjukkan orang bertopeng dan bersenjata berdiri di depan wartawan selama siaran langsung, di Guayaquil, Ekuador, Selasa, (9/1/2024).
Foto: AP Photo/TC Television network
Tangkapan layar video langsung dari jaringan TC Television menunjukkan orang bertopeng dan bersenjata berdiri di depan wartawan selama siaran langsung, di Guayaquil, Ekuador, Selasa, (9/1/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, QUITO -- Siaran stasiun televisi Ekuador, TC, diinterupsi sejumlah orang bertopeng dengan senjata. Insiden dramatis terbaru ini menjadi salah satu contoh ledakan kekerasan di negara Amerika Latin yang bergejolak.

Presiden baru Daniel Noboa berjanji melawan tingginya angka kekerasan yang menjadi tantangan bagi pendahulu-pendahulunya. Namun ia menghadapi rintangan dalam pertempuran melawan geng-geng kriminal yang menguasai penjara, menculik polisi dan pengeboman.

Baca Juga

Keamanan Ekuador memburuk sejak pandemi virus Covid-19 yang memukul keras perekonomian negara itu. Pemerintah mengatakan kematian akibat kekerasan di negara itu pada tahun 2023 naik menjadi 8.008 kasus.

Jumlah ini naik dua kali lipat dibanding 2022 yang sekitar 4.500 kasus. Pemilihan presiden tahun lalu juga diwarnai pembunuhan kandidat anti-korupsi. Pemerintah menyalahkan situasi ini pada semakin kuatnya geng-geng pengedar narkoba yang memicu destabilisasi di seluruh benua.

Di penjara-penjara Ekuador, geng-geng kriminal memanfaatkan lemahnya kendali pemerintah untuk memperluas kekuasaan mereka. Kekerasan di penjara menjadi semakin sering terjadi, ratusan orang tewas dalam berbagai insiden yang menurut pihak berwenang perang antara geng yang memperebutkan kekuasaan di penjara.

Kota Guayaquil di pesisir Ekuador yang dianggap kota paling berbahaya di negara itu merupakan pelabuhan penyelundupan narkoba. Noboa yang dilantik bulan November lalu memperkenalkan "Rencana Phoenix" untuk memperkuat keamanan.

Termasuk membentuk unit intelijen baru, pasukan bersenjata taktis, mendirikan penjara keamanan tingkat tinggi, dan memperkuat keamanan di pelabuhan dan bandara. Ia mengatakan itu semua membutuhkan biaya sebesar 800 juta dolar AS.

Walaupun 200 juta dolar AS untuk senjata baru angkatan darat akan diberikan Amerika Serikat (AS). Pada Ahad (7/1/2024) lalu kepolisian mengatakan ketua geng kriminal Los Choneros, Adolfo Macias menghilang dari penjara tempat ia seharusnya menjalani hukum 34 tahun masa kurungan. Pihak berwenang mencoba melacaknya.

Sementara itu, pada Senin (8/1/2024), insiden kekerasan terjadi di setidaknya enam penjara. Sebanyak lebih dari 150 sipir dan staf penjara lainnya dijadikan sandera. Sebanyak 39 narapidana penjara di Riobamba melarikan diri meski beberapa diantaranya berhasil ditangkap kembali. Kekerasan menyebar dengan cepat ke jalan-jalan pada Selasa (9/1/2024).

Tujuh polisi diculik dalam berbagai insiden di seluruh negeri dan lima ledakan dikonfirmasi di beberapa kota, belum ada laporan korban luka. Noboa yang mengatakan tidak akan bernegosiasi dengan "teroris" mengatakan kekerasan ini reaksi dari rencana pemerintahnya untuk membangun penjara keamanan tinggi baru untuk mengurung pemimpin-pemimpin geng kriminal.

Ia mengumumkan masa darurat selama 60 hari, langkah yang dilakukan pendahulunya Guillermo Lasso, tapi terbukti tidak banyak memberikan manfaat. Deklarasi ini mengizinkan militer berpatroli termasuk di penjara dan menetapkan jam malam.

Dalam dekrit terbaru yang diumumkan Selasa sore, Noboa mengatakan ia mengakui "konflik bersenjata internal" di Ekuador dan mengidentifikasi sejumlah geng kriminal sebagai kelompok teroris termasuk Los Choneros. Dekrit itu memerintahkan angkatan bersenjata menetralkan kelompok-kelompok tersebut.

Koalisi Noboa merupakan suara mayoritas di majelis nasional atau parlemen, hal yang tidak dimiliki Lasso. Namun sejumlah warga Ekuador mempertanyakan mengapa presiden tidak mengambil langkah yang lebih keras terhadap geng-geng penjahat.

Noboa berencana menggelar pemungutan suara yang fokus pada keamanan pada tahun ini. Termasuk bertanya pada masyarakat apakah pemerintah harus mencabut larangan ekstradisi warga Ekuador keluar negeri dan apakah penyitaan aset tersangka kriminal seharusnya diizinkan. 

sumber : reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement