Rabu 10 Jan 2024 19:40 WIB

ASDP Komitmen Tingkatkan Aktivitas Ekonomi Timur Jawa

Saat ini ada tiga kapal penyeberangan Jangkar-Lembar dan akan ditambah enam lagi.

Red: Fuji Pratiwi
ASDP melakukan peningkatan fasilitas dan infrastruktur Pelabuhan Lembar, Lombok, NTB.
Foto: dok. Republika
ASDP melakukan peningkatan fasilitas dan infrastruktur Pelabuhan Lembar, Lombok, NTB.

REPUBLIKA.CO.ID, SITUBONDO -- PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) terus berkomitmen untuk terus meningkatkan konektivitas masyarakat dari sektor pariwisata, sektor logistik dan sektor perekonomian melalui layanan penyeberangan jarak jauh dari Pelabuhan Jangkar, Situbondo menuju Pelabuhan Lembar, Lombok.

Corporate Secretary PT ASDP Indonesia Ferry Shelvy Arifin menyampaikan, ASDP menetapkan dan beroperasi secara permanen layanan penyeberangan lintas Ketapang (Banyuwangi)-Lembar (Lombok) melalui Pelabuhan Jangkar, Situbondo, Jawa Timur.

Baca Juga

Sesuai dengan jadwal operasi kapal yang diatur dalam surat Kepala BPTD Kelas II Jawa Timur, saat ini kapal yang beroperasi melayani di lintas penyeberangan Jangkar-Lembar adalah KMP Jambo X milik PT Duta Bahari Menara Line, KMP Tunu Pratama 5888 milik PT Raputra Jaya dan KMP Parama Kalyani milik PT Jemla Ferry.

Selain itu regulator tengah mempersiapkan enam kapal lainnya untuk membantu operasional dan pelayanan lintas penyeberangan Jangkar-Lembar.

Dengan dioperasikannya layanan lintas penyeberangan Jangkar-Lembar ini menambah kapasitas Pelabuhan Ketapang dan kapasitas Jangkar-Lembar. "Selain itu pola operasional dan pelayanan di pelabuhan dan angkutan penyeberangan menjadi semakin efektif, terukur, lancar, dan selamat," kata Shelvy.

Pelabuhan Jangkar memiliki jarak kurang lebih 65 Kilometer dan dapat ditempuh sekitar 1 jam 32 menit dari Pelabuhan Ketapang. Layanan operasional lintas penyeberangan dari Pelabuhan Jangkar menuju Pelabuhan Lembar memerlukan waktu pelayaran kurang lebih selama 15 jam pelayaran.

Berdasarkan realisasi data produksi di lintas penyeberangan Jangkar-Lembar periode 15 Desember 2023 hingga 4 Januari 2024 menunjukkan bahwa muatan didominasi oleh kendaraan logistik, yakni sejumlah 59 persen yang diikuti oleh Kendaraan Roda 4, Roda 2 dan Bus sebesar 21 persen, 17 persen dan 3 persen secara berturut-turut.

Maksimal tonase kendaraan yang dapat dilayani di Pelabuhan Jangkar, Situbondo, adalah 42 ton. Dimana hal ini tentunya mendukung program pemerintah dalam menegakkan aturan berkaitan dengan over dimension over loading (ODOL).

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement