REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Malaysia menekankan untuk terus memboikot barang-barang yang terkait dengan Israel dan yang mendukung Israel. Malaysia menyatakan boikot akan terus berlanjut sampai Israel menghentikan serangannya di Gaza.
Serangan udara Israel telah membunuh sedikitnya 23.700 orang sejak Oktober 2023di daerah kantong Palestina yang padat penduduk. Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, lebih dari 60 ribu orang telah terluka, sementara ribuan lainnya hilang di bawah puing-puing bangunan yang hancur. Sebagian besar korban meninggal dan luka adalah anak-anak dan wanita.
Dilansir dari Arab News, Ahad (14/1/2024), Malaysia tidak memiliki hubungan formal dengan Israel. Malaysia telah lama mendukung hak-hak Palestina dan perjuangan mereka untuk negara berdaulat. Malaysia juga melarang orang Israel memasuki wilayahnya.
Sejak awal serangan gencar yang sedang berlangsung di Gaza, banyak warga Malaysia telah meminta orang lain untuk berhenti membeli merek-merek populer yang menurut mereka berpihak pada Israel.
Ratusan orang yang berkumpul di dekat Kedutaan Besar AS di Kuala Lumpur, sebagai bagian dari Hari Aksi Global untuk Gaza pada Sabtu, membawa plakat bertuliskan "Berdiam diri adalah Menjadi Komplisit" dan "Berhenti Membantu Genosida!". Mereka mengatakan mereka percaya pada boikot produk yang terkait dengan Israel, menyebutnya kontribusi mereka untuk solidaritas.
"Kami memboikot produk apa pun dari Israel. Ini adalah hal kecil tetapi jika sejuta orang melakukannya, itu bisa menggulingkan gajah," salah satu pengunjuk rasa, Shahidah Wana, mengatakan kepada Arab News.
Rapat umum ini diselenggarakan oleh gerakan Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS) cabang Malaysia, yang para pendukungnya mengandalkan tekanan ekonomi dan perdagangan yang menentang Israel. BDS Malaysia telah meminta orang Malaysia untuk menjauh dari merek-merek populer seperti McDonald's, Burger King, Puma, dan Airbnb.
Tidak diketahui dampak seperti apa...