Selasa 16 Jan 2024 21:11 WIB

Bassist Green Day Sebut Lirik “American Idiot” Picu Perbincangan dan Itu Hal yang Biasa

Seperti saat perilisannya 20 tahun lalu, lagu American Idiot mendapat beragam reaksi.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani / Red: Friska Yolandha
Band Green Day
Foto: EPA-EFE/NINA PROMMER
Band Green Day

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat tampil di Dick Clark's New Year's Rockin' Eve with Ryan Seacrest, band Amerika Serikat (AS) Green Day menampilkan koleksi lagu-lagu hits mereka dahulu dan sekarang, termasuk lagu utama dari album American Idiot tahun 2004 yang mendapat pujian kritis dan menduduki puncak tangga lagu. 

Dilansir The Hollywood Reporter, Selasa (16/1/2024), salah satu anggota pendiri lagu tersebut baru-baru ini berbicara kepada Rolling Stone tentang penampilan Green Day dalam lagu "American Idiot", dan reaksi buruk yang didapat dari lagu tersebut, sambil membahas karier punk rocker tersebut selama hampir 40 tahun.

Baca Juga

Seperti "Holiday", lagu tersebut merupakan salah satu lagu yang secara eksplisit bersifat politis dalam album konsep opera punk rock yang dideskripsikan sendiri oleh band tersebut yang mengeksplorasi antihero kelas menengah ke bawah yang dikenal sebagai "Jesus of Suburbia".

Lagu "Jesus of Suburbia" membahas kekecewaan generasi muda pada masa pemerintahan George W Bush setelah peristiwa seperti 9/11 dan perang Irak, sekaligus menyerukan media Amerika karena memicu propaganda perang. 

Selama penampilan New Year's Eve, Vokalis Utama dan Gitaris Billie Joe Armstrong menyanyikan lirik baru untuk "American Idiot", mengubah kata-kata asli dari "Saya bukan bagian dari agenda orang kulit putih kelas pekerja" menjadi "Saya bukan bagian dari agenda MAGA", isyarat tajam untuk slogan mantan presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump "Make America Great Again". 

Meskipun pembaruan ini mendapat dukungan dari banyak penggemar Green Day, pembaruan tersebut, seperti saat lagi itu pertama kali dirilis, juga menghadapi reaksi balik. Bagi bassist dan vokal latar Mike Dirnt, pembaruan tersebut tampak wajar. 

“Lagu itu berusia 20 tahun, dan kami adalah Green Day,” kata Dirnt kepada Rolling Stone. “Apa yang kamu harapkan? Ayolah.”

Dirnt melanjutkan dia pikir bagian terbaiknya adalah perubahan lirik tersebut memicu perbincangan. 

“Itu membuat orang-orang berbicara. Mula-mula bersifat retoris, lalu menjadi percakapan. Kapan pun Anda dapat membuat orang berbicara, Anda akan selalu mendapatkan suara yang paling keras [didengar terlebih dahulu], dan kemudian semua orang di ruangan itu akan memahami apa arti sebenarnya,” ujar dia. 

Ia kemudian ditanya tentang....

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement