REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menyerap dana sebesar Rp24 triliun dari lelang tujuh seri Surat Utang Negara (SUN) pada 16 Januari 2024.
Dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa (16/1/2024), Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyebut total penawaran yang masuk pada lelang kali ini yaitu sebesar Rp 67,56 triliun.
Ketujuh seri yang dilelang tersebut di antaranya SPN03240417 (penerbitan baru), SPN12250116 (penerbitan baru), FR0101 (pembukaan kembali), FR0100 (pembukaan kembali), FR0098 (pembukaan kembali), FR0097 (pembukaan kembali), dan FR0102 (pembukaan kembali). Lelang dilakukan melalui sistem lelang Bank Indonesia (BI).
Serapan terbesar berasal dari seri FR0101 dengan jumlah nominal dimenangkan sebesar Rp 8,85 triliun. Jumlah penawaran masuk untuk seri tersebut yaitu Rp 23,59 triliun dengan imbal hasil (yield) rata-rata tertimbang yang dimenangkan 6,54106 persen.
Serapan berikutnya yaitu seri FR0102 yang dimenangkan sebesar Rp5,15 triliun dari jumlah penawaran masuk Rp 6,36 triliun. Imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan yaitu 6,96981 persen.
Selanjutnya, dari seri FR0100, pemerintah meraup dana senilai Rp5,05 triliun dari penawaran masuk Rp 16,71 triliun. Imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan untuk seri tersebut yaitu 6,68998 persen.
Dari seri FR0097, pemerintah menyerap dana Rp 2,9 triliun. Jumlah penawaran masuk untuk seri itu adalah Rp 4,35 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan 6,89998 persen.
Kemudian, pemerintah memenangkan dana Rp1 triliun dari seri SPN03240417 yang menerima penawaran masuk Rp 3,25 triliun, dengan imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan 6,40000 persen.
Dari seri FR0098, jumlah nominal yang dimenangkan yaitu Rp 850 miliar dari penawaran masuk Rp 2,82 triliun. Adapun imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan seri tersebut yaitu 6,78938 persen.
Terakhir, dari seri SPN12250116, pemerintah memutuskan untuk menyerap dana Rp 200 miliar dari penawaran masuk Rp 10,48 triliun, dengan imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan 6,49000 persen.