Rabu 17 Jan 2024 01:56 WIB

Akademisi Nilai Program AMIN untuk Kesejahteraan Guru Sudah Lengkap

Selain mendorong kesejahteraan dan menaikkan kualitas guru dan calon guru

Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Capres-cawapres nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar
Foto: Republiika/Eva Rianti
Capres-cawapres nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Profesor Didin Saripudin menilai program pasangan Anies-Muhaimin (AMIN), untuk kesejahteraan guru dan tenaga kependidikan sudah bagus dan lengkap.

"Visi, misi, dan program AMIN untuk peningkatan kesejahteraan dan kualitas guru sudah bagus dan lengkap. Di satu sisi mendorong kesejahteraan, di sisi lainnya intervensi untuk menaikkan kualitas guru dan calon guru," katanya dalam diskusi publik di Sekretariat Koalisi Perubahan, Jakarta, Selasa.

Lanjut dia, visi dan misi AMIN menekankan kesejahteraan, kualitas dan profesionalisme guru. Hal itu memberikan pengaruh, jika kesejahteraan naik, maka kualitas guru ikut meningkat. Namun kata dia, hal itu tidak otomatis terjadi, sehingga harus dibarengi dengan program peningkatan kualitas guru dan tenaga pendidik.

Sementara itu, pengamat pendidikan Kholid Harras mengatakan jumlah guru di Indonesia sekitar 3,36 juta. Angka itu terdiri atas 52 persen pegawai negeri sipil (PNS), 48 persen non -PNS. Akan tetapi, kata dia, masih banyak guru yang belum tercatat dalam daftar tersebut.

"Guru non-PNS, seperti guru honorer dan di yayasan, nasibnya sampai saat ini belum jelas. Banyak guru yang hanya digaji Rp 300 ribu, Rp 500 ribu dan Rp 1 juta per bulan. Ini realitas. Jadi, ini kondisi para pahlawan tanpa tanda jasa," ungkapnya.

Selanjutnya, Dewan Pertimbangan Timnas AMIN Profesor Awalil Rizky mengatakan pasangan calon nomor satu itu memiliki komitmen kuat untuk menyejahterakan para guru dan tenaga kependidikan melalui program-program konkret. Mereka telah menyiapkan enam program konkret AMIN, seperti mempercepat kenaikan status guru honorer menjadi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK).

"Kami menegaskan bahwa AMIN berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan para guru dan tenaga kependidikan. Mereka menjadi garda terdepan untuk menciptakan generasi Indonesia yang cerdas, kreatif, dan kompetitif," katanya menegaskan.

Hal senada disampaikan Dewan Pakar Timnas AMIN Fahrus Zaman Fadhly bahwa kesejahteraan guru di Indonesia saat ini masih tertinggal dibandingkan dengan standar global. Oleh karena itu, pasangan AMIN bertekad untuk mengikuti langkah negara-negara seperti Swiss, Luxemburg, Kanada, Jerman, Australia, Belanda, Amerika Serikat, Irlandia, Denmark, dan Austria dalam memberikan prioritas tinggi pada kesejahteraan guru.

"AMIN berusaha memastikan bahwa para guru dapat sepenuhnya fokus dalam mendidik dan menginspirasi generasi masa depan. Langkah ini diharapkan tidak hanya meningkatkan motivasi dan kinerja guru, tetapi juga secara keseluruhan akan mengangkat standar pendidikan di Indonesia," katanya.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

  • Sangat tertarik
  • Cukup tertarik
  • Kurang tertarik
  • Tidak tertarik
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement