Senin 22 Jan 2024 08:48 WIB

BPPTKG: Merapi Luncurkan Empat Kali Awan Panas Guguran ke Arah Barat Daya

APG saat ini masih menjadi potensi bahaya Merapi, termasuk guguran lava.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Fernan Rahadi
Gunung Merapi mengeluarkan awan panas
Foto: republika
Gunung Merapi mengeluarkan awan panas

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat bahwa Gunung Merapi sudah meluncurkan empat kali awan panas guguran (APG) pada Ahad (21/1/2024) ini. Seluruh luncuran APG yang teramati mengarah ke barat daya atau ke Kali Bebeng.

"Visual Gunung Merapi berkabut dan arah angin ke timur," kata Kepala BPPTKG, Agus Budi Santoso, Ahad (21/1/2024).

Agus menyebut APG pertama kali terjadi pada pukul 08.25 WIB. Jarak luncur APG ini tercatat maksimal sejauh 2.000 meter dengan amplitudo maksimum 62 milimeter, dan durasi 191.28 detik.

APG kedua terjadi pada pukul 13.55 WIB, dengan amplitudo maksimum 42 milimeter. Durasinya tercatat 214.40 detik dengan jarak luncur maksimal 2.000 meter.

Sedangkan, APG ketiga terjadi pada pukul 14.12 WIB dengan amplitudo maksimum 70 milimeter. Untuk durasinya mencapai 239.64 detik dengan jarak luncur maksimal 2.400 meter.

APG keempat terjadi pada pukul pukul 17.19 WIB dengan amplitudo maksimum 70 milimeter. "Durasi 150 detik, jarak luncur maksimal 1.500 meter ke barat daya," ucap Agus.

BPPTKG menyebut APG saat ini masih menjadi potensi bahaya Merapi, termasuk guguran lava. Saat ini, Merapi juga masih berstatus siaga atau level 3.

Potensi bahaya tersebut pada sektor selatan-barat daya dan pada sektor tenggara. Pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal lima kilometer, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal tujuh kilometer.

Potensi pada sektor tenggara yakni meliputi Sungai Woro sejauh maksimal tiga kilometer dan Sungai Gendol lima kilometer. Sedangkan, lanjut BPPTKG, lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak.

"Data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awan panas guguran di dalam daerah potensi bahaya," jelasnya.

Untuk itu, masyarakat diimbau untuk menjauhi daerah bahaya yang direkomendasikan. Masyarakat juga diminta untuk mewaspadai bahaya lahar dan APG terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.

"Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi," ungkap Agus.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement