REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Maruarar Sirait, politikus yang baru saja keluar dari PDIP, menyebut dirinya orang kecil yang tiada artinya di kubu pasangan capres-cawapres nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Hal itu ia sampaikan untuk merespons Ganjar yang menanggapi kepergian Maruarar dengan mengutip peribahasa 'mati satu, tumbuh seribu'.
"Saya orang kecil kok, enggak berarti apa-apa di tempatnya Mas Ganjar," kata Maruarar atau yang biasa dipanggil Ara kepada wartawan di Jakarta Pusat, dikutip Selasa (23/1/2024).
Kendati begitu, Ara memastikan ia dan Ganjar akan selalu bersahabat meski sudah tidak lagi sama-sama di PDIP. Dia juga mengaku akan terus bersahabat dengan Mahfud dan terus menghormati elite PDIP seperti Megawati Soekarnoputri dan Hasto Kristiyanto.
"Tidak apa-apa, kita kan berkawan lama ya, kita menghormati lah, walaupun beda pilihan. Kan Pak Prabowo bilang setelah ini (Pilpres 2024) kita bersatu lagi," kata anak dari pendiri PDIP itu.
Ara diketahui hengkang dari PDIP pada Senin (15/1/2024). Dia keluar dengan alasan ingin mengikuti arah politik Presiden Jokowi. Pada Jumat (19/1/2024), Ara secara terbuka menyatakan resmi mendukung Prabowo-Gibran pada Pilpres 2024.
Ara lantas mendampingi Prabowo kampanye di Majalengka, Jawa Barat, pada Ahad (21/1/2024). Di sana, Ara mendoakan Prabowo agar menjadi presiden RI 10 tahun alias dua periode.
Pada Ahad juga, capres sekaligus kader PDIP, Ganjar Pranowo menyebut kepergian Ara bukanlah masalah. Ia lantas mengutip peribahasa yang berarti segala yang hilang selalu ada gantinya. "Mati satu, tumbuh seribu," ujar Ganjar di Sidoarjo.