Kamis 25 Jan 2024 01:07 WIB

Ahli Kesehatan Anak Kemukakan Penyebab Anak tidak Mau Makan

Kebiasaan memberikan satu jenis makanan tertentu kepada anak membuat anak picky.

Ahli kesehatan anak, dr I Gusti Ayu Nyoman Partiwi, mengemukakan penyebab anak tidak mau makan. (ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Ahli kesehatan anak, dr I Gusti Ayu Nyoman Partiwi, mengemukakan penyebab anak tidak mau makan. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ahli kesehatan anak, dr I Gusti Ayu Nyoman Partiwi, mengemukakan penyebab anak tidak mau makan atau hanya menginginkan satu jenis makanan tertentu saja untuk dimakan.

"Yang sering kita lihat pada anak-anak yang susah makan itu dikasihnya itu-itu saja. Jadi itu yang membuat anak jadi jatuh ke rasa makanan yang itu-itu saja," katanya dalam diskusi tentang MPASI dalam memperingati Hari Gizi Nasional yang diikuti secara daring di Jakarta, Rabu (24/1/2024).

Baca Juga

Partiwi menyebutkan kebiasaan memberikan satu jenis makanan tertentu kepada anak, lama kelamaan menyebabkan anak menjadi enggan mencoba jenis makanan baru atau picky eater dan hanya mau makan dengan jumlah yang sedikit atau small eater.

Untuk itu ia menyarankan kepada para ibu untuk lebih berani dalam berkreasi menciptakan makanan pada anak, terutama pada saat anak berusia 6-23 bulan, atau pada waktu anak sedang mengonsumsi Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI).

Menurutnya, anak dalam periode tersebut sedang mengalami periode kritis dalam belajar dan mengeksplorasi beragam jenis makanan. "Karena sebenarnya bayi itu kalau sudah (usia) enam bulan, sebenarnya kasih apa saja bisa. Ya, kasih makanan yang ibunya konsumsi, asal memenuhi proporsi yang dibutuhkan bayi, itu bisa. Jadi tidak usah khawatir, apalagi kalau bayi dari awal kita sudah lihat nih, bayinya akan sulit makan, itu kelihatan biasanya," ujar Partiwi.

Selain jenis makanan, ia juga mengemukakan pentingnya protein baik nabati maupun hewani dalam makanan yang dikonsumsi, agar tumbuh kembang anak menjadi optimal.

Senada dengan hal tersebut, Ketua Tim Kerja Standar Kecukupan Gizi dan Mutu Pelayanan Gizi dan Kesehatan Ibu-Anak (KIA) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI Mahmud Fauzi mengatakan kombinasi antara protein hewani dan nabati penting bagi tumbuh kembang anak.

"Dalam komposisi bahan makanan yang dikonsumsi, kita harapkan untuk anak-anak balita, karena sekarang sedang masa tumbuh kembang, terutama di usia 6-23 bulan itu memang diharapkan proteinnya," kata Fauzi.

Selain kedua jenis protein tersebut, ia juga menyebutkan buah-buahan boleh diberikan kepada anak di usia tersebut, demi meningkatkan selera makannya. "Karena seperti yang kita kenal, makanan itu ada yang sebagai sumber zat untuk energi, ada yang sumber zat pembangun yang biasa disebut dengan protein, kemudian satu lagi adalah zat pengatur yang berasal dari sumber-sumber sayur dan buah," tuturnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement