REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU — Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto meminta masyarakat untuk terus mendukung kelanjutan progam bantuan pangan dan bantuan langsung tunai (BLT). Airlangga mengatakan, program bantuan untuk masyarakat tersebut bertujuan untuk pengentasan kemiskinan ekstrem dan bantuan ekonomi terhadap kelompok masyarakat paling bawah.
Hal tersebut dikatakan Airlangga saat menyerahkan langsung bantuan pangan dan BLT kepada 124 warga penerima di Eretan Kulon, Indramayu, Jawa Barat (Jabar). “Program ini sesuai dengan arahan presiden dengan tujuannya untuk percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem,” begitu kata Airlangga di Eretan Kulon, Indramayu, Jabar, Rabu (24/1/2024).
Dalam kunjungannya itu, Airlangga menyerahkan bantuan pangan untuk 124 penerima masing-masing 10 kilogram (kg) beras. Program bantuan beras untuk makan tersebut, kata Airlangga, diberikan terhadap 22 juta warga di seluruh Indonesia setiap bulannya. Bantuan itu direncanakan untuk terus digelontorkan kepada masyarakat penerima sampai Juni 2024.
Selain itu, kata Airlangga, pemerintah juga akan mulai menggelontorkan BLT senilai Rp 200 ribu. Bantuan tersebut, kata dia, diberikan kepada masyarakat yang terdampak el nino. Kata Airlangga, program-program pemerintah saat ini memprioritaskan pengentasan kemiskinan.
“Jadi saya minta, apakah Bapak, Ibu setuju kalau program ini dilanjutkan atau disetop?” tanya Airlangga kepada warga penerima.
Para warga yang sudah menunggu kedatangan Airlangga, pun serempak meminta agar menteri yang juga ketua umum Partai Golkar itu mempertahankan program-program bantuan untuk masyarakat itu. “Jadi sesuai dengan permintaan masyarakat, dan arahan dari pemerintah, program ini tetap dilanjutkan,” ujar Airlangga.
Selain menyerahkan bantuan pangan dan BLT kepada 124 warga, Airlangga juga menyambangi warga lain di pesisir Eretan Kulon yang terdampak banjir rob. Di lokasi tersebut, Airlangga bersama-sama sejumlah sponsor memberikan ragam bantuan dan program penerimaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) senilai Rp 180 sampai Rp 350 juta kepada para nelayan.