REPUBLIKA.CO.ID, MALANG — Penebaran benih pohon atau tanaman lewat jalur udara (aeroseeding) dilakukan di wilayah terdampak kebakaran hutan dan lahan (karhutla) kawasan Gunung Arjuno-Welirang, Jawa Timur (Jatim), Kamis (25/1/2024). Total sekitar 1,5 ton yang benih tanaman yang ditebar melalui pesawat Cassa TNI AU dari ketinggian sekitar 10 ribu kaki.
Komandan Pangkalan Udara (Danlanud) Abdulrachman Saleh Marsma TNI Firman Wirayuda menyampaikan dukungannya terhadap upaya reforestasi tersebut. Ia optimistis wilayah terdampak karhutla di kedua kawasan gunung itu akan kembali hijau dan mendatangkan manfaat bagi Jatim.
“Penanggulangan dari kebakaran yang sulit dijangkau melalui jalur darat, sehingga perlu melalui udara. Kami sangat mendukung upaya dan sinergi bersama ini, sehingga hutan Jawa Timur kembali hijau dan kelestarian lingkungan tetap terjaga,” ujar Firman.
Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa menjelaskan, karhutla yang terjadi di kawasan Gunung Arjuno, Welirang, dan Anjasmoro membakar lahan hutan seluas sekitar 4.850 hektare. Guna menghijaukan kembali kawasan terdampak karhutla itu, kata dia, kali ini ditebar 1.544 kilogram benih, yang terdiri atas 26 jenis tanaman.
“Aeroseeding ini dilakukan untuk daya dukung alam dan keanekaragaman hayati lingkungan kita, yang harus terus kita maksimalkan dan dijaga,” kata Khofifah.
Benih tanaman tersebut disiapkan Dinas Kehutanan dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jatim. Di antaranya 720 kilogram benih pohon mahoni, benih durian 162 kilogram, benih nangka 113 kilogram, benih asam 102 kilogram, benih kaliandra 76,50 kilogram, benih gliricidia 75 kilogram, benih trembesi 72 kilogram, dan benih pohon alpukat 40 kilogram.
Selain itu, benih pohon kenitu 30 kilogram, benih cover crop 30 kilogram, benih sengon buto 24 kilogram, benih genitri 20 kilogram, benih gmelina 17 kilogram, benih flamboyan 15 kilogram, benih lamtoro 12,50 kilogram, benih maesopsis 10,50 kilogram, benih mangga tujuh kilogram, makadamia 6,50 kilogram, benih kemiri empat kilogram, benih tanjung dua kilogram, randu 1,25 kilogram, kedawung satu kilogram, mimba satu kilogram, saga satu kilogram, akye 0,65 kilogram, dan benih mindi 0,50 kilogram.
Sebelum upaya aeroseeding, Khofifah menjelaskan, pemulihan ekosistem juga telah dilakukan dengan penanaman 17.500 pohon cemara dan eukaliptus, di lahan sekitar 32,50 hektare. Ke depannya juga akan dilakukan aksi serupa, yang didukung PT Pelabuhan Indonesia, dengan sasaran lahan sekita 25 hektare.
“Dengan ini kita kembalikan tanaman yang sesuai dengan topografi daerah, topografi tanah, dan wilayah supaya benih-benih ini memulihkan kondisi wilayah sebelum karhutla terjadi,” ujar Khofifah.