Rabu 31 Jan 2024 00:30 WIB

Bantah Menghina Presiden, Butet Mengaku Hanya Bertanya Siapa yang Ngintili Ganjar

Butet dilaporkan ke polisi oleh sejumlah orang yang mengaku relawan Jokowi.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Teguh Firmansyah
 Butet Kertaradjasa,
Foto: Republika/Nico Kurnia jati
Butet Kertaradjasa,

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Budaya Butet Kartaredjasa membantah jika dikatakan bahwa ia menghina Presiden Jokowi. Ia mengaku saat  itu hanya bertanya kepada peserta kampanye terkait siapa yang 'ngintili' (ikuti) kampanye Ganjar.  

"Kata binatang yang mana? Wedhus? nek ngintil itu siapa? Kan saya cuma bertanya pada khalayak. Yang ngintil siapa? 'Wedhus' berarti kan yang tukang ngintil wedhus. Tafsir aja. apa saya sebut nama Jokowi? Saya bilang ngintil kok," ungkapnya. 
 
Butet juga menanggapi soal pantun yang juga dipersoalkan relawan Jokowi. Ia mengakui bahwa pantun tersebut sudah ia siapkan sebelumnya. Adapun narasi yang ia sampaikan sebelum membaca pantun diakuinya hal itu  disampaikan secara spontan. Ia menyampaikan apa yang ia sampaikan merupakan bentuk kecintaan terhadap Presiden Jokowi.
 
"Anda tahu semua ini (saya) Jokower sejak 2014 tahu kan. Pendukung pembela membantu Pak Jokowi. Ini ujungnya jutaan orang kena prank, ditipu. Ini orang yang mencintai, menyayangi Jokowi dan mengingatkan Jokowi. Diingatkan secara sopan secara halus nggak mau dengeri. Alus nggak iso ya rodo kasar setitik. Justru karena saya itu menyayangi Jokowi maka saya mengkritik, mengingatkan," ucapnya. 
 
 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement