REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon presiden (capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo, mengatakan bahwa rakyat telah memberikan sejumlah catatan jelang pencoblosan pada 14 Februari 2024. Salah satunya adalah suara kritik dari berbagai kelompok terhadap demokrasi saat ini yang tidak dijalankan dengan baik.
Padahal, prinsip demokrasi yang dijalankan dengan baik adalah modal pemimpin untuk membentuk kebijakan yang memprioritaskan rakyat. Kebijakan yang menjadikan warganya sebagai pertimbangan penting.
"Itulah suara-suara rakyat yang kami dengarkan oleh Ganjar-Mahfud, ketika kami tidur di rumah penduduk, ketika kami mendengarkan mereka, maka mereka seluruh unek-uneknya. Kenapa kami sampaikan, Tuanku adalah rakyat dan jabatannya ini hanyalah mandat," ujar Ganjar dalam penyampaian visi dalam debat capres, Ahad (4/2/2024) malam.
Lanjutnya, membangun Indonesia yang beradab dimulai dari tiga hal, yakni kepribadian, kebudayaan, dan kesehatan. Untuk memulai keberadaban tersebut, dibutuhkan sektor kesehatan yang baik untuk rakyatnya.
Karenanya, pasangan calon nomor urut 3 itu menggagas program "1 Desa, 1 Fasilitas Kesehatan, 1 Tenaga Kesehatan". Program yang menghadirkan kesetaraan bagi masyarakat di seluruh daerah di sektor kesehatan.
"Kalau itu semua sudah baik, maka pendidikan dan kebudayaan mesti kita bangun bersama-sama. Akses pendidikan yang baik lebih inklusi, kemudian kurikulum yang mantap, dan tentu saja fasilitas yang diberikan harus bisa memberikan akses terbaik untuk anak-anak didik kita," ujar Ganjar.
"Termasuk nasib guru dan dosen," sambung mantan gubernur Jawa Tengah itu.
Kesetaraan menjadi salah satu pandangan yang ia terima dari berbagai kelompok saat kunjungannya ke berbagai daerah. Termasuk akses yang setara bagi kelompok perempuan dan penyandang disabilitas.
"Tentu saja pembangunan ini harus berorientasi pada SDM atau manusia, budi pekerti yang baik, sopan, toleran, tidak adigang adigung adiguno. Sehingga mereka menjadi manusia yang lengkap," ujar Ganjar.