Selasa 06 Feb 2024 21:23 WIB

Turki Peringati Satu Tahun Gempa yang Menewaskan 50 Ribu Orang Lebih

Pemerintah berencana menyerahkan 200 ribu rumah di seluruh zona gempa.

Rep: Lintar Satria/ Red: Lida Puspaningtyas
 Mobil dan puing berserakan saat banjir usai hujan deras di Sanliurfa, Turki, Rabu (15/3/2023). Banjir akibat hujan deras melanda dua provinsi yang porak poranda akibat gempa bulan lalu, menewaskan sedikitnya 10 orang dan menambah kesengsaraan bagi ribuan orang. kehilangan tempat tinggal, pejabat dan laporan media mengatakan Rabu. Sedikitnya lima orang lainnya dilaporkan hilang.
Foto: Hakan Akgun/DIA via AP
Mobil dan puing berserakan saat banjir usai hujan deras di Sanliurfa, Turki, Rabu (15/3/2023). Banjir akibat hujan deras melanda dua provinsi yang porak poranda akibat gempa bulan lalu, menewaskan sedikitnya 10 orang dan menambah kesengsaraan bagi ribuan orang. kehilangan tempat tinggal, pejabat dan laporan media mengatakan Rabu. Sedikitnya lima orang lainnya dilaporkan hilang.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Jutaan orang di seluruh Turki berkabung atas kematian 53 ribu orang dalam gempa bumi tahun lalu. Pemerintah Turki menggelar serangkaian kegiatan untuk memperingati satu tahun "Bencana Abad Ini" yang terjadi di selatan Turki.

Di Ibukota Provinsi Hatay, Antakya, massa yang marah saling dorong dengan polisi saat para pejabat memimpin acara peringatan itu. Walikota Lutfu Savas disambut teriakan yang memintanya untuk mundur, sementara Kementerian Kesehatan Fahrettin Koca disoraki saat berpidato.

Baca Juga

Di tengah kabut tepi Sungai Orontes, massa meneriakkan "Adakah yang bisa mendengarku?"  menggemakan suara mereka yang terkubur di bawah reruntuhan setahun yang lalu dan "Kami tidak akan melupakan, kami tidak akan memaafkan."

"Beberapa dari kami terkubur hidup-hidup, kami memanggil pemerintah kami 'ayah' tapi pemerintah meninggalkan kami tanpa ayah. Kami ditinggalkan berhari-hari dan masih ditinggalkan," kata kata Mustafa Bahadirli pemuda berusia 24 tahun di Antakya.

Sebnem Yesil yang berusia 22 tahun, mengkritik pemerintah dan politisi oposisi seperti Savas.

"Saya pikir mereka sangat tidak sopan, sudah setahun, mereka tidak pernah datang dan sekarang mereka ada di sini untuk sebuah upacara, anda tidak mendengar suara kami, anda tidak membantu, setidaknya biarkan kami berduka," katanya.

Setelah mengheningkan cipta pada pukul 4:17 pagi untuk menandai waktu terjadinya gempa, bunga anyelir dilemparkan ke sungai sebagai bentuk penghormatan dan orkestra lokal memainkan lagu untuk menghormati para korban.

Hatay yang terletak di antara Laut Mediterania dan perbatasan Suriah merupakan daerah yang paling terdampak dari 11 provinsi di selatan Turki yang dilanda gempa berkekuatan 7,8 skala Richter. Termasuk korban jiwa dari Suriah sebanyak 6.000 orang gempa tersebut menewaskan lebih dari 59.000 orang.

Kerumunan orang di Adiyaman menghenikan cipta, melewati menara jam yang selama setahun terakhir yang menunjukkan waktu terjadinya gempa.

Presiden Recep Tayyip Erdogan menghadiri pengundian untuk rumah-rumah yang baru dibangun di Kahramanmaras, pusat gempa, setelah meninjau pekerjaan yang sedang dilakukan untuk membangun kembali kota dan menampung kembali ribuan orang yang masih berada di tenda-tenda dan kontainer yang dibuat sebelumnya.

"Hari ini kami mengundi 9.289 rumah di Kahramanmaras dan menyerahkan kuncinya," kata Erdogan.

Ia menambahkan pemerintah berencana menyerahkan 200 ribu rumah di seluruh zona gempa pada akhir tahun ini. Keluarga yang mendapatkan rumah dipanggil ke atas panggung untuk menerima kunci rumah baru mereka dari Erdogan. Acara itu disiarkan televisi.

Sebelumnya di media sosial pukul 04:17, Erdogan mengatakan kehilangan akibat bencana itu "masih membakar hati kami seperti hari pertama."

"Alhamdulliah, negara kami berhasil melalui ujian historis dan menyakitkan ini," tambahnya.

Para politisi oposisi juga mengunjungi wilayah tersebut, pemimpin Partai Rakyat Republik Ozgur Ozel menghadiri peringatan di Hatay sebelum melakukan perjalanan ke Gaziantep dan Kahramanmaras.

Sekolah-sekolah di provinsi terdampak gempa diliburkan. Di Malatya, gubernur melarang pawai atau pertunjukan publik lainnya di luar acara yang disetujui secara resmi selama tiga hari.

Sementara itu di Jenewa, kepala delegasi Federasi Palang Merah Internasional untuk Suriah Mads Brinch Hansen mengatakan hanya ada sedikit prospek untuk rekonstruksi pasca gempa di negara yang dilanda perang tersebut.

"Kami tidak memiliki dana untuk melakukan rehabilitasi dan rekonstruksi dalam skala yang lebih besar," katanya.

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement