REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Nusron Wahid menyebut politikus PDIP Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok adalah orang yang kerjanya ngomong dan bikin gaduh. Hal itu disampaikan untuk merespons pernyataan Ahok yang menyebut Presiden Jokowi, Prabowo Subianto, dan Gibran Rakabuming Raka tidak bisa bekerja.
"Saya dulu tim dekatnya, teman dekatnya. Kerjanya apa, ya kerjanya ngomong, bikin gaduh begitu. Namanya juga Ahok," kata Nusron di Media Center TKN, Jakarta Selatan, Kamis (8/2/2024).
"Jadi, nggak usah dibahas kalau Ahok. Emang dia kalau nggak ngomong, (dia jadi) sakit," kata politikus Partai Golkar itu menambahkan.
Menurut Nusron, pernyataan Ahok itu tidak merugikan Prabowo-Gibran. Sebab, Ahok punya segmen pendukung tersendiri. Dia lantas mengaku menghormati saja perkataan Ahok tersebut.
"Kita hormati saja Ahok. Lu kasih mik yang banyak, yang datang cantik-cantik, dia ngomong tambah nggak karuan itu. Memang begitu namanya Ahok," kata Nusron.
Terkait anggapan Jokowi tak bisa kerja, Nusron tegas membantah. Menurutnya, keberhasilan Jokowi menjadi Wali Kota Solo dua periode, Gubernur DKI Jakarta, dan Presiden dua periode adalah bukti bahwa ayah Gibran Rakabuming Raka itu bisa bekerja.
Selain itu, lanjut dia, tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Jokowi saat ini tinggi, yakni di atas 80 persen. "Kan nggak mungkin orang puas kalau nggak bisa kerja. Iya kan?" ujarnya.
Sebelumnya, video Ahok mempertanyakan kemampuan Jokowi hingga Gibran dalam bekerja, viral di media sosial. Ahok melontarkan pernyataan tersebut ketika berdialog dengan seorang lansia pendukung Prabowo-Gibran di atas panggung kampanye pasangan capres-cawapres nomor urut 3, Ganjar-Mahfud.
Ahok mengajak ibu lansia itu untuk tidak memilih Prabowo sebagai presiden. Sebab, kata dia, dalam memilih presiden jangan sampai mencoblos orang yang sudah tidak sehat.
"Kita tak ingin pemimpin emosional, yang tak terbukti bisa kerja, ini presiden loh," ujar Ahok.
Mantan gubernur DKI itu pun khawatir bila tiba-tiba Gibran yang naik menjadi Presiden karena ada keadaan tertentu. "Ibu sih 82 tahun saya nggak bisa berdebat sama ibu, tapi Presiden, kalau cuma 2 tahun, karakter teruji kalau ada kekuasaan, di mana ada bukti Gibran bisa kerja selama wali kota terus ibu kira Pak Jokowi juga bisa kerja?" kata Ahok ke ibu.
"Saya lebih tahu, saya nggak enak ngomong di depan umum," kata mantan wakil gubernur pendamping Gubernur DKI Jakarta Jokowi itu melanjutkan.