REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPD Partai Gerindra Jawa Tengah (Jateng), Sudaryono memiliki peluang yang cukup besar pada Pilgub Jateng 2024. Pengamat politik dari Departemen Politik dan Pemerintahan FISIP Undip, Wahid Abdulrahman menilai, peluang terbuka lebar bagi tokoh muda untuk maju pada Pilgub Jateng.
Apalagi, tidak ada pejawat (incumbent) yang ikut berkompetisi. "Sudaryono sebagai orang kepercayaan Prabowo dan Ketua Gerindra Jateng tentu memiliki potensi. Apalagi jika nanti Gerindra bisa mendapatkan suara besar dan paling tidak bisa mendekati suara PDIP di Pileg 2024. Tidak menutup kemungkinan dia bisa menjadi rising star di Pilgub Jateng," kata Wahid saat kepada wartawan dikutip di Jakarta, Jumat (9/2/2024).
Meski begitu, lanjut Wahid, untuk Pilgub Jateng bisa dikatakan tergantung dengan hasil Pilpres 2024. Pasalnya, pemenang Pilpres 2024 akan menjadi modal untuk bisa digunakan dalam menambah kekuatan parpol. Hanya saja, ia mengingatkan, untuk menguasai Jateng bukan persoalan mudah.
"Dengan jumlah 35 kabupaten/kota yang ada di Jateng tentu harus memiliki manajerial yang bagus. Karena berbeda dengan DKI Jakarta misalnya, gubernur lebih mudah mengatur karena hanya wilayah kota saja dan gubernur yang menentukan. Kalau di Jateng, semua kepala daerah dipilih langsung oleh rakyat," ucap Wahid.
Menurut Wahid, elektabiltas Gerindra sangat diuntungkan pada tahun ini. Majunya Prabowo Subianto dengan koalisi besarnya berdampak besar dan mengubah peta politik di Indonesia. Jika Koalisi Indonesia Maju terus bertahan pada Pilgub Jateng 2024, tentu langkah terbuka untuk menguasai 'kandang banteng'.
"Bahkan kekuatan Gerindra mulai diperhitungkan dengan banyaknya masyarakat yang datang ketika Prabowo kampanye akbar di Jawa Tengah," kata Wahid.
Dia menganggap, Gerindra butuh kerja keras dan cerdas, karena harus bisa menyaingi atau bahkan menumbangkan dominasi PDIP. "Kalau Gerindra serius mengusung Sudaryono maka harus bergerak cepat. Tingkatkan popularitas dan gagasan untuk menyelesaikan berbagai masalah di Jateng," ujarnya.
Wahid juga menjelaskan, karakter masyarakat Jateng yang nasionalis dan religius juga harus diperhatikan para elite. Pilgub 2018 menjadi bukti, koalisi itulah yang diminati masyarakat. Dia mendorong kandidat rajin turun ke bawah dan menawarkan solusi ke rakyat.
Persoalan kemiskinan, sulitnya lapangan pekerjaan, dan berbagai masalah yang dihadapi petani serta nelayan merupakan hal mendesaj yang harus dicarikan solusi konkretnya. "Tapi tetap harus memaksimalkan mesin partai agar lebih kuat," ujar Wahid.