REPUBLIKA.CO.ID, MAJALENGKA----Ratusan hektare sawah di Kabupaten Majalengka terancam gagal panen. Hal itu menyusul terjadinya banjir akibat jebolnya tanggul sungai Cipelang. Banjir tersebut merendam tiga desa di Kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka sejak Ahad (11/2/2024) malam hingga Senin (12/2/2024). Yakni, Desa Palasah, Desa Kertawinangun dan Desa Pakubeureum.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Majalengka, Iman Firmansyah, menyebutkan, luas lahan sawah yang terendam banjir akibat jebolnya tanggul sungai Cipelang mencapai 647,88 hektare. ‘’(Umur tanaman padi) rata-rata hampir 45 hari sesudah tanam. Bahkan, ada yang sepuluh hari lagi panen, di (Desa) Palasah. Itu terancam gagal panen,’’ ujar Iman, Senin (12/2/2024).
Iman berharap, genangan air bisa surut secepatnya. Dia menyatakan, jika tergenang dalam waktu satu atau dua hari, maka tanaman padi masih bisa terselamatkan. ‘’Kalau (terendam banjir) sudah tiga hari lewat, ya sudah, akan terjadi gagal panen, (tanaman padi) yang sudah tinggal 10-20 hari lagi panen,’’ ujar Iman.
Iman mengatakan, Pemkab Majalengka sudah menyiapkan bantuan benih padi gratis untuk tanam ulang bagi petani yang lahannya terdampak banjir. Meski demikian, pihaknya berharap agar seluruh tanaman padi bisa terselamatkan.
Berdasarkan data dari BPBD Kabupaten Majalengka, selain merendam sawah, banjir akibat jebolnya tanggul sungai Cipelang juga menggenangi ribuan rumah warga di ketiga desa tersebut. Di ketiga desa itu, total rumah warga yang diperkirakan terendam banjir mencapai kurang lebih 1.300 unit rumah. Yakni, di Desa Palasah sebanyak 800 rumah, Desa Kertawiangun 450 rumah dan Desa Pakubeureum sebanyak 50 rumah.
Adapun ketinggian banjir tersebut bervariasi, dari mulai 60 centimeter hingga sekitar satu meter. Tercatat ada sekitar 3.500 warga atau 1.300 kepala keluarga (KK) yang terdampak banjir tersebut.