REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Nasional Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas Amin) menanggapi ihwal salah satu lembaga survei yang menunjukkan pasangan nomor urut 1 kalah di semua segmen demografi pemilih. Timnas Amin mencurigai hal itu karena adanya kecurangan masif.
Dampaknya, pasangan nomor urut 2, rabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka bisa unggul. Jubir Timnas Amin, Billy David Nerotumilena mengatakan, pihaknya saat ini masih terus berupaya membongkar kecurangan tersebut.
"Secara umum kita melihat, dari profil demografi penduduk tersebut, gagasan yang ditawarkan dan model kampanye yang mendidik yang dibawa Aminsudah memenangkan hati pemilih yang rasional dan tidak terbeli rupiah," kata Billy kepada Republika.co.id di Jakarta, Sabtu (17/2/2024).
Billy pun menuding banyak kecurangan dalam proses Pilpres 2024. Kecurangan itu berkaitan dengan pembagian bantuan sosial (bansos) yang dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi), yang tak lain adalah ayah dari cawapres Gibran. Selain itu, kata dia, muncul pengerahan terhadap kepala desa untuk mememangkan salah satu paslon.
"Maka tentu, sebaliknya, dugaan politisasi bansos, mobilisasi melalui kepala desa menjadi kekuatan utama penguasa untuk memenangkan 02. Strategi itu berhasil mendapatkan hasil yang optimal di kalangan pemilih dengan segmentasi ekonomi menengah ke bawah dan pendidikan dasar dan menengah," jelas Billy.
Menurut Billy, Timnas Amin sangat menghargai proses pemilu dengan cara yang etis. Pihaknya juga hingga saat ini masih menunggu penghitungan suara dan pengumuman resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU).
"Prinsipnya kita harus menghormati proses kepemiluan yang berjalan. Amin dari proses awal mentaati konstitusi, oleh karena ini saat ini juga kami mengawal dan mengawasi proses real count di KPU sampai nanti diumumkan hasilnya," ucap Billy.