REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perth mencatat rekor hari ketujuh di bulan Februari dengan suhu di atas 40 derajat Celsius, ketika gelombang panas ekstrem di Australia Barat membuat negara bagian ini masuk ke dalam daftar 15 besar tempat terpanas di dunia selama periode 24 jam.
Suhu di Perth mencapai 42,3 derajat Celsius, menjadikan jumlah hari di atas 40 derajat Celsius pada bulan ini menjadi tujuh hari. Hal ini melampaui rekor sebelumnya yang mencapai empat hari, yang ditetapkan pada Februari 2016. Sementara itu, suhu di Geraldton melampaui prediksi dan mencapai suhu tertinggi 47,7 derajat Celsius pada sore hari.
Negara bagian ini telah mengalami gelombang panas yang parah selama tiga pekan, dengan Biro Meteorologi (BoM) mengeluarkan peringatan gelombang panas ekstrem pada Jumat dan memperpanjangnya hingga hari Rabu. Bagian barat dan utara Australia Barat juga terkena dampak terparah.
Cuaca panas telah memicu peringatan kebakaran hutan di sepanjang pantai barat daya Australia. Sekolah dasar Cervantes dan sekolah menengah Distrik Jurien Bay juga terpaksa ditutup pada Senin, lantaran meningkatnya risiko kebakaran hutan. Namun menurut Departemen Pemadam Kebakaran dan Layanan Darurat, tidak ada kebakaran hutan besar yang terjadi hingga Senin pagi.
"Ini merupakan hari yang panjang dan panas bagi orang-orang di bagian barat negara bagian ini," kata Jess Lingard dari biro meteorologi seperti dilansir the Guardian, Rabu (21/2/2024).
Lingard menjelaskan, kondisi gelombang panas telah didorong oleh tiga palung pantai barat yang tak henti-hentinya mengalirkan udara hangat dan kering.
"Palung-palung tersebut berada di pantai selama hampir satu pekan, dibandingkan dengan satu hari normal. Saya mengibaratkannya seperti kemacetan lalu lintas di atmosfer," kata Lingard.
Suhu panas diperkirakan akan mencapai puncaknya pada Selasa, ketika sebagian besar bagian barat negara bagian ini akan mencapai suhu 46 hingga 47 derajat Celsius. Daerah pertanian di pedalaman Perth akan mencapai 45 derajat Celsius, menurut perkiraan biro tersebut.
Menurut Lingard, dengan suhu yang tinggi secara konsisten sepanjang waktu, gelombang panas ini diprediksi dapat memakan korban.
"Ini sangat berat. Kami melihat suhu yang sangat panas di malam hari. Kita benar-benar membutuhkan malam hari yang sejuk untuk memungkinkan tubuh pulih. Malam-malam yang sangat hangat ini membuatnya sangat sulit," kata dia.
Pola cuaca El Nino, perubahan iklim, dan dipol Samudra Hindia (IOD), semuanya berperan dalam gelombang panas di Australia. Cuaca yang memecahkan rekor dari panas terik hingga curah hujan ekstrem di seluruh Australia disebabkan oleh 'perfect strom', menurut para ilmuwan iklim.
Pada Ahad, Carnarvon, yang dekat dengan titik paling barat daratan Australia, mencapai 49,9 derajat Celsius, menjadi suhu tertinggi kedua yang pernah tercatat di Australia pada bulan Februari dan merupakan suhu tertinggi kedelapan yang pernah tercatat di negara ini, menurut ahli meteorologi Weatherzone, Ben Domensino.
Rekor baru Carnarvon adalah 2,1 derajat Celsius di atas rekor lama kota ini, yang dibuat pada 20 Januari 2015. Pada hari yang sama, rekor Shark Bay juga dipecahkan pada Ahad, ketika suhu mencapai 49,8 hingga 2,5 derajat Celsius lebih tinggi dari rekor sebelumnya.
Sementara itu, suhu tertinggi yang pernah tercatat di Australia pada bulan Februari adalah 50,5 derajat Celsius di Mardie pada 19 Februari 1998. Lingard mengatakan suhu interior negara bagian itu akan melebihi 50 derajat Celsius pada Ahad, namun data tersebut dibatasi oleh lokasi stasiun pencatatan.
Peringatan badai telah dikeluarkan di wilayah Ord River dengan prakiraan cuaca buruk di beberapa bagian Kimberley.