REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bawah kepemimpinan Menteri BUMN Erick Thohir menargetkan sisa proyek strategis rampung pada akhir pemerintahan Joko Widodo (Jokowi). Dari 88 proyek, Erick telah merampungkan 79 proyek strategis BUMN.
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga optimistis sisa sembilan proyek strategis BUMN akan selesai pada Oktober 2024. Arya mencontohkan progres salah satu proyek strategis BUMN yang akan segera rampung yakni rumah sakit (RS) di kawasan ekonomi khusus (KEK) kesehatan Sanur, Bali.
"KEK Sanur kemarin itu sudah diresmikan untuk hotelnya, tinggal menunggu (penyelesaian) RSnya, diperkirakan awal semester dua sudah selesai," ujar Arya saat bincang dengan media di Jakarta, Rabu (21/2/2024).
Selain RS KEK Sanur, lanjut Arya, BUMN juga tengah merampungkan sejumlah proyek strategis BUMN lain seperti refocusing organisasi untuk BUMN pangan, transisi batu bara menjadi energi baru terbarukan (EBT), dan penyehatan keuangan BUMN farmasi.
"Kemudian (pelabuhan) Tanjung Benoa yang juga mudah-mudahan awal semester dua awal bisa selesai,"
Arya memastikan proses penyelesaian proyek strategis BUMN akan terus berlanjut. Contohnya upaya unlock value PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) yang masih berlangsung hingga penyehatan dan integrasi BUMN infrastruktur atau karya.
"Itu yang butuh waktu, tapi itu kan tahapanya awalnya bakal dapat lah. Artinya bentuknya mulai kelihatan. Mudah-mudahan Oktober kelar lah," kata Arya.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir telah menegaskan komitmennya untuk merampungkan proyek strategis BUMN pada tahun ini.
"Alhamdulillah 2024 ini bisa tuntas untuk kerjaaan BUMN yang 88 project yang saya paparkan ke bapak presiden," ujar Erick saat peresmian media center di Kementerian BUMN, Rabu (3/1/2023).
88 proyek strategis BUMN sendiri terbagi dalam beberapa sektor, mulai dari 19 proyek merger holdingisasi, lima proyek unlock value senilai Rp 68 triliun, tujuh proyek restrukturisasi seperti Krakatau Steel, Garuda, Jiwasraya, hingga PTPN, 17 proyek pengembangan bisnis, sembilan proyek pembangunan organisasi, dan tiga proyek pembangunan infrastruktur.
88 proyek strategis BUMN juga mencakup aksi BUMN seperti IPO anak usaha Telkom, Mitratel, pembentukan holding ultra mikro, hingga pendirian subholding Palmco dan Sugarco oleh PTPN.
"Waktu itu 79 sudah tuntas tinggal sembilan lagi, mudah-mudahan kalau dari sembilan, selesai tujuh itu 99 persen, saya rasa sebuah target yang tidak mudah buat kita semua," ucap pria kelahiran Jakarta.
Erick menyampaikan penyelesaian proyek strategis BUMN merupakan bagian dari transformasi yang tidak hanya dilakukan di Kementerian BUMN, melainkan juga pada lingkup BUMN. Sejak awal, Erick membuat terobosan besar dengan mengubah struktur organisasi Kementerian BUMN agar lebih bersifat kementerian korporasi dalam meningkatkan kinerja BUMN.
"Korporasi salah satu yang sangat penting tapi mirroring atau kacanya kementeriannya yang penting. Kalau kita mengelola korporasi, tetapi kementeriannya sangat birokrasi, apalagi tertutup enggak ketemu tuh kacanya," ucap Erick.
Erick pun menata ulang struktur organisasi di Kementerian BUMN, dengan menghadirkan deputi yang berfokus pada sejumlah sektor penting, seperti sumber daya manusia (SDM) atau human capital, keuangan, hingga teknologi dan informasi. Erick juga membagi fokus dua wakil menteri BUMN dalam mengelola BUMN sesuai portofolio.
"Kita juga mendorong fundamental karena struktur saja tidak cukup kalau tidak ada manusianya, nah karena itu filosofi akhlaknya juga kita dorong," sambung Erick.
Selain itu, Erick memberikan sejumlah fasilitas di Kementerian BUMN, mulai dari taman, daycare, ruang komunitas, hingga fasilitas olahraga untuk para karyawan di Kementerian BUMN.
"Secara bersamaan, kantor kita renovasi, saya ingat waktu saat covid-19 itu memang banyak yang tertunda, tetapi alhamdulillah hari ini cita-citanya bisa maksimal. Waktu itu renovasi ruang lingkup kantor kita dari lobi dan kantor semua untuk friendly kepada karyawan kita," kata Erick.