Rabu 21 Feb 2024 22:14 WIB

BNPB Ungkap Dampak Angin Kencang Kabupaten Sumedang

Sebanyak 10 rumah mengalami kerusakan saat angin kencang terjadi.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Friska Yolandha
Angin puting beliung berukuran besar muncul di wilayah Rancaekek, Kabupaten Bandung dan sebagian Kabupaten Sumedang, Rabu (21/2/2024).
Foto: Republika
Angin puting beliung berukuran besar muncul di wilayah Rancaekek, Kabupaten Bandung dan sebagian Kabupaten Sumedang, Rabu (21/2/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Angin kencang terjadi di Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat, pada Rabu (21/2/2024), pukul 16.00 WIB. Berdasarkan laporan terakhir, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumedang menyebutkan angin kencang mengakibatkan atap rumah warga terbawa angin.

"Sebanyak 10 rumah mengalami kerusakan saat angin kencang terjadi. Di samping itu, peristiwa yang bersamaan dengan adanya hujan lebat ini membuat sejumlah pohon tumbang. Kendaraan dan rumah warga tertimpa pohon yang roboh," ucap Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, Rabu (21/2/2024).

Baca Juga

Selain kerusakan, fenomena cuaca ekstrem ini menyebabkan dua warga luka-luka. Mereka berasal dari Kampung Situbuntu, Desa Mangunraga, Kecamatan Cimanggung, mengalami luka-luka. Data sementara mencatat 19 KK atau 48 jiwa terdampak kejadian tersebut.

"BPBD Kabupaten Sumedang menyebutkan angin kencang terjadi di dua kecamatan, yaitu Kecamatan Cimanggung dan Jatinangor," kata Abdul.

Selain di Sumedang, kejadian sama juga dirasakan masyarakat di tiga kecamatan di Kabupaten Bandung, yaitu Kecamatan Rancaekek, Cicalengka dan Cileunyi. Hingga kini belum ada laporan dampak dari BPBD setempat.

Pascabencana angin kencang, BPBD di dua wilayah tersebut melakukan upaya-upaya penanganan darurat dan memastikan keselamatan warga. Personel BPBD juga telah berkoordinasi dengan aparat kecamatan dan desa terdampak.

Dalam menghadapi cuaca ekstrem berupa angin kencang dan hujan lebat, warga diimbau untuk melakukan upaya-upaya pencegahan dan mitigasi. Warga dapat melakukan pengecekan struktur atap bangunan untuk memastikan kondisi kokoh.

"Di sisi lain, warga dapat melakukan pemotongan ranting-ranting pohon di sekitar rumah," jelas dia.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement