Jumat 23 Feb 2024 13:43 WIB

Sulit Bersaing, Microsoft Harus Keluar dari Bisnis Konsol

Microsoft saat ini beri layanan berlangganan bermain game yang hanya ada di Xbox/

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani / Red: Friska Yolandha
Microsoft resmi meluncurkan Xbox Series S versi hitam untuk para penggemar gim.
Foto: The Verge
Microsoft resmi meluncurkan Xbox Series S versi hitam untuk para penggemar gim.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Microsoft setelah awalnya berjuang untuk membuat dampak dengan Xbox dengan kokoh memantapkan dirinya sebagai pemain top dengan Xbox 360. Perusahaan ini juga sekarang menjadi penerbit besar permainan, dengan lebih dari 30 studio in-house.

Dilansir Engadget, Jumat (23/2/2024), rencana Microsoft sudah jelas untuk dilihat semua orang, yaitu menjual konsol dan meningkatkan layanan berlangganan yang berisi gim-gim yang diproduksi dengan biaya oleh studio in-house. Hanya ada satu masalah, yaitu tidak ada audiensnya.

Baca Juga

Pada tahun-tahun pandemi terjadi pertumbuhan pesat layanan berlangganan gim, Game Pass, yang meningkat dari 10 juta pelanggan pada April 2020 menjadi 25 juta pada Januari 2022. Sejak itu hanya bertambah sembilan juta pelanggan dengan total pelanggan saat ini mencapai 34 juta. 

Microsoft berpikir Game Pass dapat meniru dekade pertumbuhan Netflix sudah lama hilang. Namun ada perbedaan penting antara kedua layanan tersebut, Netflix tidak mencoba menjual boks-boks seharga 400 dolar Amerika Serikat (AS) kepada pelanggannya untuk menonton.

Microsoft telah berjuang dengan dualitas strategi permainannya: layanan berlangganan memerlukan konten yang terus-menerus agar terasa bermanfaat, namun konsol memerlukan “para penjual sistem” yang menarik orang untuk membelinya dibandingkan kompetitor. Ini adalah hal yang sangat berbeda, dengan anggaran-anggaran dan jadwal-jadwal yang sangat berbeda. Game Pass, betapapun menariknya, bukanlah penjual sistem dengan sendirinya. 

Meskipun Microsoft telah menyeimbangkan tujuan gandanya yaitu pertumbuhan Game Pass dan penjualan konsol, para pesaingnya telah mencuri perhatian audiensnya. Nintendo dan Sony sangat fokus pada pengalaman eksklusif bagi pelanggan mereka, yang keduanya anggap sebagai kunci penjualan konsol.

Microsoft sekali lagi menemukan bahwa perangkat kerasnya terjual lebih banyak dari Sony dengan perbandingan 2:1, dan Switch kemungkinan telah terjual lebih banyak daripada gabungan konsol Xbox One dan Xbox Series.

Meskipun Sony semakin....

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement