REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikatan Pengusaha Muslimah Indonesia (Ipemi) melakukan pelantikan Pengurus Perwakilan Luar Negeri (PPLN) Korea Selatan (Korsel) guna membangun ekosistem bisnis halal antara kedua negara.
Ketua Umum Ipemi Ingrid Kansil melantik Shinta Permata Sari sebagai Ketua Ipemi Korsel dan Kim Eun-su sebagai Pembina Ipemi Korsel di Seoul, Korea Selatan, Jumat (23/2/2024).
Inggrid mengatakan, penting untuk membangun ekosistem industri halal dengan negara lain agar kepentingan para pelaku usaha dapat terintegrasi. Indonesia memiliki pasar yang sangat besar bagi para pelaku usaha untuk mengembangkan mekanisme rantai pasok global bagi islamic industry.
"Penting bagi Ipemi mengakomodir kepentingan para pelaku usaha halal dengan menciptakan ekosistem bisnis halal terintegrasi," kata Ingrid melalui keterangan di Jakarta, Sabtu (24/2/2024).
Ingrid menyampaikan, terbentuknya PPLN Ipemi Korea Selatan dapat memperkuat hubungan ekonomi kedua negara. Khususnya dalam mendatangkan investor Negeri Ginseng untuk mendukung industri halal nasional.
Ipemi Korea Selatan bisa menjadi wadah untuk meningkatkan interaksi bisnis, memelihara kemitraan, dan menghadirkan lingkungan yang kondusif dalam pertukaran ide dan pengetahuan. Ia berharap, koordinasi antara Pemerintah Indonesia dan Korea Selatan dapat berkontribusi terhadap prospek pertumbuhan ekonomi yang lebih besar.
"Membuka peluang besar kerja sama ekonomi, serta meningkatkan perdagangan bilateral, menarik investasi, serta memelihara hubungan yang saling menguntungkan bagi kedua negara," ujarnya.
Pelantikan tersebut dihadiri oleh 200 peserta yang merupakan pengusaha Korea Selatan mulai dari industri kecantikan hingga otomotif, yang mendukung pengembangan infrastruktur industri halal di Korea Selatan.
Sementara itu, Chairman Pasifik Korea Lee Kwang Yeon mengatakan, pentingnya membangun ekosistem industri halal di Korea Selatan dengan menggandeng Ipemi sebagai mitra strategis. Lee memprediksi, kolaborasi yang dibangun bersama Ipemi Korea Selatan akan membuka potensi usaha yang cukup besar. Kerja sama tersebut juga dinilai dapat berkontribusi bagi pembangunan ekonomi kedua negara, khususnya di Indonesia.