REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Hari kiamat merupakan peristiwa yang akan dihadapi semua umat manusia, tak terkecuali. Gambarannya pun banyak disampaikan di berbagai ayat Alquran, hadits, dan paparan ulama.
Di antaranya yang dijelaskan dalam kitab Mukasyafatul Qulub al Muqarrib ila Hadhrah ‘Allam al Ghuyub karya Imam al-Ghazali. Mengutip perkataan Ibnu Abbas yang berkata,"Bumi ditambah dan dikurangi. Pepohonan, gunung-gunung, lembah-lembah, dan isinya dihilangkan. Bumi dipanjangkan seperti kerak bumi Ukazh, sebuah bumi yang seperti perak, darah tidak ditumpahkan di bumi itu, dan tidak digunakan untuk melakukan perbuatan buruk. sedangkan langitnya, matahari, bulan, dan bintang-bintangnya dihilangkan. Maka lihatlah, wahai orang miskin (miskin amal), terhadap kengerian dan kegentingan hari itu. Ketika semua makhluk berkumpul di daerah itu, bintang-bintang langit berjatuhan dari atas mereka. Matahari dan bulan lenyap. Bumi menjadi gelap karena sinarnya telah padam."
Ketika mereka berada dalam keadaan itu, tiba-tiba langit berputar di atas kepala mereka. Langit terbelah, meskipun langit itu tebal dan keras, selama 500 tahun. Para malaikat berdiri di tiap pinggir dan penjuru langit. Rasakanlah kengerian suara terbelahnya langit dengan pendengaramu.
Rasakanlah ketakutan hari di mana langit terbelah, padahal langit itu keras dan kuat. Kemudian langit meleleh dan mengalir seperti perak yang dilelehkan dan bercampur warna kuning. Lalu langit menjadi seperti bunga mawar yang berminyak.
Kemudian langit menjadi seperti cairan logam, dan gunung-gunung seperti bulu. Manusia bertebaran seperti belalang yang beterbangan. Mereka dalam keadaan tidak bersandal, telanjang, dan berjalan kaki. Rasulullah bersabda:
يُحْشَرُ النَّاسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حُفَاةً عُراةً غُرْلًا "Manusia dibangkitkan kembali dalam keadaan tidak bersandal, telanjang, dan tidak bersunat.
Diriwayatkan, Saudah berkata, "Betapa buruknya, sebagian dari kita melihat sebagian kita yang lain." Nabi menjawab, "Manusia ter-lalu sibuk untuk melakukan hal itu." Allah berfirman:
لِكُلِّ امْرِئٍ مِنْهُمْ يَوْمَئِذٍ شَأْنٌ يُغْنِيهِ "Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang menyibukkannya." (QS Abasa ayat 37)
Betapa agungnya sebuah hari, ketika aurat-aurat terbuka, tetapi meskipun demikian, perbuatan melihat dan menoleh tidak dilakukan.
Bagaimana mungkin hal itu dilakukan, sedangkan mereka berjalan menggunakan perut dan wajah mereka, sehingga mereka tidak mampu untuk melihat orang lain.
Abu Hurairah berkata, Rasulullah bersabda, "Pada hari kiamat, manusia dikumpulkan di padang Mahsyar menjadi tiga golongan, yaitu kelompok yang berjalan berkendaraan, kelompok yang berjalan kaki, dan kelompok yang berjalan menggunakan wajahnya." Seseorang bertanya, Wahai Rasulullah, bagaimana mereka berjalan menggunakan wajah mereka?" Rasulullah menjawab, "Dia yang menciptakan mereka berjalan menggunakan kaki, juga bisa menciptakan mereka berjalan menggunakan wajah."
Dalam tabiat manusia terdapat pengingkaran terhadap setiap sesuatu yang belum dikenalnya dengan baik. Seandainya manusia tidak pernah melihat ular yang berjalan menggunakan perutnya, seperti kilat yang menyambar, tentu dia akan mengingkari kemungkinan berjalan dengan menggunakan selain kaki.
Berjalan menggunakan kaki juga dianggap mustahil bagi orang yang tidak pernah menyaksikannya. Maka, hendaklah engkau tidak mengingkari sesuatu yang berkaitan dengan keajaiban hari kiamat.
Karena apa yang terjadi di hari kiamat itu berbeda terhadap analogi peristiwa di dunia. Sesungguhnya, jika engkau tidak menyaksikan keajaiban yang terjadi di dunia, lalu diberi tahu kepadamu sebelum kau menyaksikannya, maka sungguh engkau akan mengingkari hal itu, dengan pengingkaran yang tinggi. Maka hadirkanlah di dalam hatimu, tentang rupamu sendiri yang sedang berdiri, telanjang, terbuka, hina, diusir, bingung, linglung, dan menunggu takdir yang akan terjadi kepadamu, takdir kebahagiaan atau kesengsaraan.
Agungkanlah peristiwa itu di dalam hatimu, karena sesungguhnya ia sangat agung. Kemudian, pikirkanlah makhluk-makhluk yang saling berdesakan dan berkumpul.
Penduduk tujuh langit dan tujuh bumi-baik malaikat, jin, manusia, setan, hewan liar, hewan buas, dan burung-berdesakan hingga sampai di tempat yang telah ditentukan. Kemudian, matahari terbit di atas mereka. Panasnya berlipat ganda.