Selasa 27 Feb 2024 18:18 WIB

Bulan Ramadhan, PMI Sleman Buka Layanan Donor Darah Malam Hari

Kebutuhan darah per hari di Sleman disebut meningkat.

Rep: Antara/ Red: Irfan Fitrat
(ILUSTRASI) Donor darah.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
(ILUSTRASI) Donor darah.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN — Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), tetap membuka layanan bagi donor darah pada bulan Ramadhan mendatang. Bahkan, masyarakat yang ingin menyumbangkan darahnya bisa mendatangi Kantor PMI Kabupaten Sleman pada malam hari.

“Masyarakat akan kami layani mulai pukul 18.00 hingga pukul 22.00 WIB di Kantor PMI Sleman,” ujar Ketua PMI Kabupaten Sleman, Sunartono, Senin (26/2/2024).

Baca Juga

Berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, menurut Sunartono, pada bulan Ramadhan biasanya jumlah donor darah di PMI Sleman menurun. Sedangkan permintaan darah tetap tinggi. Karenanya, ia mengajak masyarakat untuk tetap menyumbangkan darahnya pada bulan Ramadhan nanti.

“Kami terus gencar melakukan sosialisasi bahwa pada bulan Ramadhan tetap bisa melakukan donor darah. Donor bisa dilakukan sesaat sebelum buka puasa atau setelah buka puasa,” ujar Sunartono.

Sunartono mengatakan, kebutuhan darah di Kabupaten Sleman saat ini rata-rata mencapai 100 kantong per hari. Angka kebutuhannya meningkat dibandingkan tahun lalu.

“Kebutuhan darah di Sleman terus mengalami peningkatan yang signifikan. Tahun lalu, permintaan darah rata-rata hanya sekitar 60 kantong per hari. Namun, saat ini permintaan darah di PMI Sleman mencapai 100 kantong per hari atau 3.000 kantong per bulan,” kata Sunartono.

Menurut Sunartono, PMI Sleman berupaya terus melakukan sosialisasi agar jumlah donor darah meningkat dan mencukupi kebutuhan kantong darah. Pasalnya, kata dia, untuk memenuhi kebutuhan darah di Sleman masih mendatangkan dari daerah lain, bahkan sampai luar provinsi. 

“Ini harus kami lakukan karena selama ini sekitar 30 persen atau sekitar seribu kantong darah per bulan di PMI Sleman masih mendatangkan dari kabupaten/kota di DIY maupun dari Semarang, Banyumas, hingga Surabaya,” kata Sunartono.

Sunartono mengatakan, saat ini masyarakat yang membutuhkan darah masih bisa mendapatkan secara gratis karena biaya pengolahan darah dibiayai oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman.

“Kami berterima kasih karena saat ini biaya pengolahan darah naik cukup tinggi, dari Rp 360 ribu per kantong menjadi Rp 490 ribu per kantong, dibantu sepenuhnya oleh Pemkab Sleman,” ujar Sunartono.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement