GenpOp. -- Harga Bitcoin tepat pada Senin (4/3/2024) pukul 8.35 WIB berhasil menembus Rp 1 miliar lebih. Tepatnya sempat menyentuh angka Rp 1.001.182.390.
Bitcoin mengalami kenaikan 3 persen dalam satu jam terakhir. Adapun dalam sepekan terakhir, harga bitcoin meningkat drastis sebesar 23 persen, menurut data terakhir Coinmarketcap.
Dalam sebulan terakhir, Bitcoin melonjak harganya hingga 48 terakhir. Sedangkan dalam lanskap setahun terakhir, kenaikan bitcoin terbilang sangat fantastis, yaitu naik 184 persen.
Harga Bitcoin pada saat sekarang ini tergolong sangat tipis untuk melampaui harga tertinggi Bitcoin yakni Rp 1 milia atau tepatnya Rp 1.079.803.051.
Capai tersebut pernah terjadi pada 10 November 2021 dua tahun lalu. Harga Bitcoin per hari ini hanya terpaut selisih sekitar 7 persen untuk melampaui harga tertinggi sepanjang masa (ATH) bitcoin itu.
Market cap bitcoin kini menjadi sebesar Rp 19.667 triliun. Masih merajai peringkat pertama dari seluruh aset kripto. Market cap ini meningkat 3 persen.
Sedangkan volume perdagangan bitcoin selama 24 jam terakhir juga meroket signifikan. Naik lebih dari 38 persen, dengan nilai mencapai Rp 498 triliun.
Total maksimum pasokan Bitcoin hingga saat ini berjumlah 21 juta BTC, dengan yang sudah tertambang dan beredar adalah 19,6 juta BTC.
Harga Bitcoin Dipengaruhi ETF Bitcoin Spot?
ETF Bitcoin spot yang baru-baru ini disetujui akan terus memainkan peran penting dalam kenaikan BTC. Data dari tanggal 26 Februari menunjukkan arus masuk yang kuat sebesar 520 juta dolar AS, dengan Fidelity dan BlackRock Bitcoin ETF sekali lagi menjadi pemenang terbesar.
ETF BTC spot telah mencatat arus masuk lebih dari 6 miliar dolar AS sejak disahkan. Bahkan JPMorgan telah mengubah pendiriannya terhadap dampak ETF setelah awalnya menyebut arus masuknya mengecewakan.
Analis percaya bahwa ETF telah muncul sebagai “proksi risiko” yang menciptakan dampak psikologis bullish pada investor. ETF yang akan menyerap penjualan dengan cepat menjadi sentimen yang luar biasa.
Kinerja yang kuat dari ETF Bitcoin spot, selain FOMO yang mengurangi separuh institusional, terus menciptakan guncangan pasokan negatif untuk BTC, mendorong harga jauh lebih tinggi.
Mungkinkah Harga Bitcoin Tersungkur di Akhir Maret 2024?
Meskipun Bitcoin (BTC) tampaknya siap untuk menyaksikan kelanjutan bullish pada awal bulan Maret, kemungkinan koreksi pada akhir bulan tidak dapat diabaikan.
Penelusuran kembali sebelum separuh (pre-halving retrace) adalah fenomena umum ketika investor menjual kepemilikannya karena takut akan terjadinya peristiwa aksi jual yang tinggi.
Pada tahun 2020, BTC mengalami koreksi sebesar 20 persen sebelum halving, sementara retrace jauh lebih curam yaitu sebesar 38 persen pada tahun 2016. Oleh karena itu, ada kemungkinan besar bahwa harga Bitcoin akan ditolak dengan kuat dari resistensi 65.539 dolar AS.
Namun, mengingat dampak positif ETF, kemungkinan terjadinya retrace adalah sebesar 20 persen dibandingkan skenario 38 persen. Berdasarkan hal ini, harga Bitcoin diprediksi mulai turun secara bertahap ke angka 52.430 dolar AS di akhir Maret 2024.