Senin 04 Mar 2024 16:31 WIB

Ketua PWNU Sayangkan Pesantren di Kediri tak Memiliki Izin Resmi Kemenag

Ketua PWNU ingatkan pentingnya izin resmi untuk Kemenag

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi Pondok Pesantren. Ketua PWNU ingatkan pentingnya izin resmi untuk Kemenag
Foto: SYAIFUL ARIF/ANTARA FOTO
Ilustrasi Pondok Pesantren. Ketua PWNU ingatkan pentingnya izin resmi untuk Kemenag

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA – Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, KH Abdul Hakim Mahfudz menyampaikan keprihatinan atas meninggalnya BBM (14), santri PPTQ Al Hanifiyyah Mojo, Kabupaten Kediri setelah dianiaya empat seniornya. 

Gus Kikin pun menyayangkan fakta bahwa pondok pesantren tersebut tidak memiliki izin operasional yang sah. 

Baca Juga

Menurutnya, keberadaan lembaga pendidikan tanpa izin resmi dapat menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan terkait dengan tanggung jawab lembaga, terhadap peserta didik atau santri.

"Serta potensi terjadinya penyimpangan dari ketentuan yang telah diatur oleh pemerintah," ujarnya, Senin (4/3/2024).

Selain itu, lanjut Gus Kikin, PWNU Jatim mengamati adanya perbedaan pendekatan pola pendidikan di pondok pesantren tersebut, dengan nilai-nilai yang telah lama dijunjung tinggi Ponpes di Jatim. 

Padahal, kata dia, pondok pesantren selama ini telah menjadi lembaga pendidikan yang mempertahankan nilai-nilai luhur.

"Sifat asuh dan mengayomi, kemandirian, gotong royong, dan saling membantu atau ta'awun sebagai inti dari pembentukan karakter santri," kata dia.

Pengasuh Ponpes Tebuireng, Jombang itu pun mengimbau masyarakat tidak perlu khawatir atau ragu dalam memasukkan putra-putrinya ke pondok pesantren, setelah kejadian memilukan tersebut. Menurutnya, salah satu hikmah yang bisa dipetik dari kejadian ini adalah untuk menggugah kesadaran masyarakat agar lebih selektif dalam memilih pondok pesantren untuk putra-putrinya.

"Yaitu pondok pesantren yang memiliki tradisi pendidikan luhur dan memiliki garis keilmuan yang jelas atau mutawattir," ucap cicit dari Hadratus Syeikh KH Hasyim Asy'ari tersebut.

Menurut Gus Kikin, dalam situasi seperti ini, masyarakat harus tetap tenang dan bijak. Masyarakat harus terus mempercayai pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan yang kokoh dan amanah.

Baca juga: Amalan Para Nabi yang Langgengkan Nikmat dan Lancarkan Rezeki Menurut Alquran

"Namun, kita juga harus lebih kritis dan selektif dalam memilih pondok pesantren yang sesuai dengan nilai-nilai Islam Ahlus Sunnah Wal Jama'ah An Nahdliyyah yang benar," ujar Gus Kikin. 

Gus Kikin berharap agar kejadian ini menjadi momentum bagi semua pihak untuk meningkatkan kualitas pendidikan di pondok pesantren. Peristiwa ini juga menurutnya menjadi momentum untuk memastikan bahwa setiap lembaga pendidikan Islam beroperasi sesuai dengan standar yang ditetapkan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement