Selasa 05 Mar 2024 12:53 WIB

JK Nilai Pendidikan Kunci Mengubah Sesuatu ke Arah yang Lebih Baik

Dengan pendidikan dan pergaulan yang luas maka kemajuan akan dicapai.

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Muhammad Hafil
Ketum PP Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir bersama Jusuf Kalla, Susi Pudjiastuti, Ignatius Suharyo dan Abdul Muti dalam Peluncuran Buku Jalan Baru Moderasi Beragama Mensyukuri 66 Tahun Haedar Nashir di Auditorium Perpusnas Nasional, Jakarta, Senin (4/3/2024).
Foto: Republika/Rahmat Fajar
Ketum PP Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir bersama Jusuf Kalla, Susi Pudjiastuti, Ignatius Suharyo dan Abdul Muti dalam Peluncuran Buku Jalan Baru Moderasi Beragama Mensyukuri 66 Tahun Haedar Nashir di Auditorium Perpusnas Nasional, Jakarta, Senin (4/3/2024).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Wakil Presiden ke-10 dan 12, Jusuf Kalla (JK) mengapresiasi Haedar Nashir yang menjadikan pendidikan sebagai alat mengubah sesuatu ke arah kemajuan. Menurut JK, pendidikan dapat mengubah situasi menjadi lebih baik.

Di samping itu, kata JK, Haedar yang merupakan Ketua Umum PP Muhammadiyah selalu bergerak untuk menjaga dan memperbaiki hubungan antar sesama. Haedar menjadikan gagasan moderasi Keindonesiaan sebagai alat menjaga negara ini agar selalu damai.

Baca Juga

"Pak Haedar selalu mengutamakan pendidikan, memperbaiki hubungan-hubungan kita, modernisasi, moderasi. Kelihatannya hampir sama. Moderasi akibat modernisasi daripada kehidupan pengetahuan," ujar JK dalam peluncuran buku "Jalan Baru Moderasi Beragama: Mensyukuri 66 Tahun Haedar Nashir" di Auditorium Perpusnas Nasional, Jakarta, Senin (4/3/2024) malam WIB.

JK menegaskan dengan pendidikan dan pergaulan yang luas maka kemajuan akan dicapai. Namun JK juga menilai kemajuan tak lepas dari sikap keberagamaan pada golongan menengah yang notabene kritis. Hal tersebut karena mereka berpendidikan dan mendapatkan banyak ilmu pengetahuan.

JK menuturkan kemajuan Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah juga tak lepas dari pendidikan dan pergaulan yang luas. Dua pendiri Ormas terbesar di Indonesia ini, menurut JK juga menempuh pendidikan yang bagus serta pergaulan yang luas di dunia internasional. Oleh karena itu, JK senang Haedar terus menggaungkan pendidikan sebagai alat perubahan kepada arah yang lebih baik.

JK juga menyoroti toleransi di Indonesia. Ia mengeklaim Indonesia merupakan negara paling toleran. Ia mencontohkan agama minoritas juga mempunyai hari libur pada momen tertentu. Hal tersebut tidak ditemui di New York Amerika Serikat.

"Itu menandakan toleransi tidak melihat jumlah. Itulah yang selalu disampaikan Haedar bahwa dengan moderasi Indonesia bisa bersatu dengan bersatu bisa menjadi besar lalu berkemajuan. Kemajuan itu bisa kalau damai," kata JK.

Sementara itu mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti mengaku telah lama mengenal Haedar. Menurut Susi, Haedar adalah sosok sederhana namun mempunyai pikiran besar.

Haedar, kata Susi, mampu menterjemahkan sesuatu secara halus namun tegas. Susi menegaskan Haedar mempunyai pemikiran yang luas. Susi pun bersyukur bisa menjadi sahabat dari Haedar. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement